Siswa SMP di Sukabumi Tewas Usai Dibacok Saat Pulang Sekolah
Seorang pelajar SMP Negeri 1 Cicurug inisial GP (15), meninggal dunia setelah diduga menjadi korban pembacokan saat dalam perjalanan pulang sekolah.
BaperaNews - Sebuah peristiwa tragis terjadi di Kampung Cicewol, Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Seorang pelajar SMP Negeri 1 Cicurug inisial GP (15), meninggal dunia pada Rabu (28/8), setelah diduga menjadi korban pembacokan saat dalam perjalanan pulang sekolah.
Menurut informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula ketika GP pulang dari sekolah. Paman korban, Riki, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi sekitar 200 meter dari rumah korban.
"Saya mendengar kejadian pengeroyokan tersebut dari pihak keluarga. Korban baru saja pulang sekolah, sedang jalan kaki ke arah rumah," ungkap Riki.
Tiba-tiba, puluhan pelajar dari salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) menyerang GP hingga mengalami luka bacok di bagian punggungnya.
Riki menambahkan, meskipun GP berusaha melarikan diri, pelaku tetap mengejar dan menyerangnya.
"Walaupun korban sudah lari dan jatuh, korban masih dikejar oleh pelaku sampai terkapar berdarah-darah," jelasnya.
Setelah diserang, GP dibawa oleh teman-temannya ke klinik terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, pihak klinik menyatakan tidak sanggup menangani luka yang diderita korban.
"Kemudian pihak keluarga membawa korban ke RS Bhakti Medicare Cicurug dan akhirnya korban tidak tertolong dan meninggal dunia," kata Riki dengan nada sedih.
Baca Juga : Anggota Geng Motor di Medan yang Bacok Polisi Kini Ditangkap!
Saat ini kasus kematian GP sedang ditangani oleh pihak kepolisian. Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, mengonfirmasi bahwa korban mengalami luka bacok di punggung yang menyebabkan kematiannya.
"Tentunya kita lakukan olah TKP, kemudian penanganan terhadap korban untuk melakukan autopsi," ujarnya.
Menurutnya, antara pelaku dan korban tidak berada di sekolah yang sama, dan mungkin terjadi kesalahpahaman yang berujung pada tindakan kekerasan ini.
Devi Indra Kusumah, Kasi Kesiswaan dan Manajemen SMP Disdik Kabupaten Sukabumi, juga memberikan penjelasan mengenai kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa GP adalah siswa yang baik dan tidak pernah terlibat dalam tawuran atau bolos sekolah.
"Anak baik lah. Kehabisan darah dia meninggal di situ," ungkapnya.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi kita untuk menyadari dampak dari bullying dan kekerasan di sekolah. Kejadian tragis ini seharusnya menjadi pengingat bagi semua pihak, baik orang tua, guru, maupun siswa, untuk lebih peka terhadap perilaku bullying yang mungkin terjadi di sekitar mereka.
Dengan meningkatkan kesadaran dan komunikasi, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua pelajar.
Rencananya, pihak keluarga GP akan membawa jenazahnya ke RSUD Kramat Jati, Jakarta, untuk dilakukan autopsi. Sementara itu, pihak Dinas Pendidikan juga tengah fokus pada penanganan kasus ini dan memastikan bahwa semua langkah hukum diambil terhadap pelaku.
"Kalau untuk anak pelaku ini sudah menjadi ranah hukum sudah ditangani sama Polres," tutup Devi.
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan masyarakat, terutama remaja, dapat lebih memahami pentingnya menghentikan bullying dan kekerasan di sekolah.
Baca Juga : Tak Terima Hasil Cukurannya Dikomplain, Tukang Cukur di Morowali Bacok Pelanggan