Pemuda Prancis Dibui 18 Tahun Usai Bakar Kekasih yang Hamil

Pengadilan Prancis jatuhkan hukuman penjara 18 tahun kepada seorang pemuda yang telah menikam dan membakar hidup-hidup kekasihnya hingga tewas. Simak beritanya!

Pemuda Prancis Dibui 18 Tahun Usai Bakar Kekasih yang Hamil
Pemuda Prancis Dibui 18 Tahun Usai Bakar Kekasih yang Hamil. Gambar : Unsplash/Adam Wilson

BaperaNews - Pengadilan Prancis jatuhkan hukuman penjara 18 tahun kepada seorang pemuda yang telah menikam dan membakar hidup-hidup kekasihnya hingga tewas. Mirisnya, korban mendapat tindak penganiayaan keji tersebut ketika sedang hamil. Kasus ini memicu kemarahan masyarakat Prancis.

Kasus pemuda Prancis bakar kekasih telah terjadi tahun 2019 lalu, korban ialah Shaina (15) yang masih duduk di bangku sekolah. Sedangkan pelaku berumur 17 tahun juga masih berstatus sebagai pelajar.

Pelaku mengajak korban pemuda Prancis bakar kekasih ke sebuah gudang di kota Creil, Prancis utara untuk membunuh dan membakar korban disana.

Dari hasil pemeriksaan post mortem korban, diketahui ada banyak luka yang disebabkan karena tusukan pisau. Terungkap pula korban masih hidup, masih bernapas ketika tubuhnya dibakar api.

Jaksa meyakini tiap tindakan tersebut telah direncanakan pelaku di tiap tahapnya. Jaksa menuntut hukuman 20-30 tahun penjara pada pelaku namun hakim akhirnya memutuskan vonis hukuman 18 tahun penjara dengan pertimbangan pelaku masih di bawah umur.

Baca Juga : Pejabat Prancis Dilarang Main TikTok dan Nonton Netflix Pakai Hp Kantor

Saudara laki-laki korban pemuda Prancis bakar kekasih, Yasin menangis dan marah atas putusan hakim yang dinilai terlalu ringan untuk perbuatan sekeji itu.

“18 tahun, itulah keadilan di Prancis” teriaknya ketika sidang di Pengadilan Khusus Remaja Oise Prancis.

Pihak pengadilan juga mencegah media menyebut identitas pelaku. Pengacara terdakwa, Elise Arfi belum mengungkap akan ajukan banding atau tidak atas vonis tersebut, menurutnya ini terlalu dini untuk membahas peluang banding.

Kasus pemuda di Prancis ini membuat masyarakat Prancis gempar, secara data, ada pembunuhan yang dilakukan pasangannya sendiri tiap 3 hari di negara tersebut. Pembunuhan pada Shaina mengejutkan tidak hanya karena korban dan pelaku masih sangat muda namun karena korban yang sedang dalam kondisi hamil.

Sebelum dibunuh, korban pergi keluar makan malam bersama keluarganya, di dalam tas korban ditemukan alat tes kehamilan dengan hasil positif. Hasil tes itulah yang diduga jadi salah satu pemicu motif pelaku membunuh korban, karena pelaku pemuda di Prancis tidak ingin bertanggung jawab dan ingin selamatkan dirinya sendiri.

Inti dari semuanya adalah pergaulan bebas pemuda di Prancis bakar kekasih yang dilakukan para remaja tersebut, membuat mereka belum siap menanggung resikonya, belum siap bertanggung jawab atas anak yang dikandung hingga akhirnya mencari jalan pintas untuk lari dari masalah tersebut.

Baca Juga : Unjuk Rasa Buruh Prancis May Day 2023 Berakhir Dengan Kericuhan