Niat Bolos, Siswa SMA Tewas Kecebur Sumur di Lombok Timur

Seorang siswa SMA di Lombok Timur, Lalu Rifki Rahdian Sinale, tewas terjatuh ke dalam sumur saat bolos sekolah.

Niat Bolos, Siswa SMA Tewas Kecebur Sumur di Lombok Timur
Niat Bolos, Siswa SMA Tewas Kecebur Sumur di Lombok Timur. Gambar : KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI

BaperaNews - Seorang siswa kelas X di SMA 1 Sukamilia, Padamara Lombok Timur, Lalu Rifki Rahdian Sinale (15), tewas setelah terjatuh ke sumur sedalam 10 meter saat mencoba bolos sekolah.

Insiden tragis ini terjadi pada Selasa siang, (6/8), sekitar pukul 12.30 WITA.

Kepala Polsek Sukamulia, AKP Faturrahman, menjelaskan bahwa kejadian berlangsung di tanah belakang sekolah saat para siswa sedang salat zuhur berjamaah di musala.

"Korban itu bolos sekolah bersama teman-temannya, saat shalat zuhur berjamaah di mushala sekolah," ungkap Faturrahman pada Rabu (7/8).

Menurut keterangan, Rifki bersama beberapa temannya berencana melompati tembok belakang sekolah. Namun, nasib nahas menimpa Rifki ketika ia melompat dan terjatuh tepat di atas beton penutup sumur. Beton tersebut pecah, menyebabkan Rifki langsung masuk ke dalam sumur, yang diduga juga disertai pecahan beton mengenai kepalanya.

"Di bagian atas kepala Rifki terdapat luka lebam, juga di lengan kanannya," tambah Faturrahman.

Rekan-rekan Rifki yang menyaksikan kejadian tersebut segera melaporkannya kepada guru.

Pihak sekolah kemudian menghubungi Polsek Sukamulia, yang segera berkoordinasi dengan tim pemadam kebakaran Lombok Timur untuk melakukan evakuasi. Meskipun upaya penyelamatan telah dilakukan, Rifki diangkat dari sumur dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Penganiayaan Terjadi di Daycare Pekanbaru Mulut Dilakban Agar Tak Makan

Rifki sempat dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Dasan Lekong untuk pemeriksaan medis, namun dokter menyatakan bahwa ia telah tewas. Faturrahman menjelaskan, kemungkinan penyebab kematian Rifki adalah benturan keras di kepala dan kekurangan oksigen akibat kedalaman sumur.

"Korban meninggal kemungkinan karena benturan beton di kepala dan kekurangan oksigen, karena sumur cukup dalam," jelasnya.

Pascakejadian, polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, mengecek lokasi, dan memasang garis polisi. Terkait insiden ini, pihak keluarga telah menerima kejadian tersebut sebagai takdir dan tidak ada tindakan lanjutan dari polisi.

Kasus ini menjadi perhatian khusus bagi masyarakat Lombok Timur, mengingat pentingnya pengawasan terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah. Insiden ini menyoroti risiko-risiko yang mungkin terjadi ketika siswa mencoba melakukan tindakan berbahaya seperti melompati tembok sekolah.

Kepala Polsek Sukamulia, AKP Faturrahman, mengingatkan pentingnya kerja sama antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mengawasi kegiatan siswa agar kejadian serupa tidak terulang.

"Kami mengimbau agar semua pihak lebih waspada dan mengawasi anak-anaknya, terutama saat berada di lingkungan sekolah," tuturnya.

Insiden ini juga menjadi peringatan bagi sekolah-sekolah di Lombok dan NTB untuk memastikan keamanan lingkungan sekolah dan mencegah akses siswa ke area berbahaya.

"Sekolah perlu meningkatkan pengawasan dan memastikan bahwa area seperti sumur dan tempat-tempat berisiko lainnya terlindungi dengan baik," lanjut Faturrahman.

Kepada seluruh masyarakat, khususnya di Lombok Timur, Faturrahman menekankan pentingnya mendidik anak-anak tentang risiko bahaya di lingkungan sekitar mereka.

"Pendidikan tentang bahaya dan risiko di lingkungan harus ditingkatkan, baik di sekolah maupun di rumah, untuk mencegah kejadian tragis seperti ini," ujarnya.

Baca Juga: Kronologi Pilot Selandia Baru Tewas Ditembak KKB di Mimika