Sebanyak 158 Warga Cilacap Keracunan Massal Nasi Box Hajatan

Sebanyak 158 warga Desa Prapagan, Cilacap, mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi nasi boks dari acara akikah.

Sebanyak 158 Warga Cilacap Keracunan Massal Nasi Box Hajatan
Sebanyak 158 Warga Cilacap Keracunan Massal Nasi Box Hajatan. Gambar : Pingky Setiyo/Tribunbanyumas

BaperaNews - Sebanyak 158 warga Desa Prapagan, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengalami keracunan massal usai mengonsumsi nasi boks dari acara akikah.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Cilacap, dr Pramesti Griana Dewi, mengatakan bahwa menu nasi boks tersebut diolah secara mandiri oleh keluarga yang menggelar acara.

Insiden keracunan ini bermula pada Jumat (2/8), ketika keluarga Bapak D menyembelih kambing untuk acara akikah di Wangon, Kabupaten Banyumas. Daging kambing kemudian diolah menjadi gulai kambing, bistik kambing, dan oseng jeroan pada siang hingga sore hari.

"Berdasarkan keterangan juru masaknya, daging diberi bahan tambahan lainnya yaitu soda kue agar daging terasa lebih empuk," kata Pramesti kepada wartawan, Rabu (7/8).

Pada keesokan harinya, Sabtu pagi, (3/8), olahan daging kambing tersebut dihangatkan kembali dan dikemas dalam nasi boks. Siang harinya, paket nasi boks tersebut dibagikan kepada sekitar 100 orang tetangga dan kerabat.

"Kemudian malam harinya digelar acara kenduren. Saat duduk-duduk bersama setelah acara tersebut, sekitar pukul 22.00 WIB, ada beberapa yang mengeluh sakit perut lalu pulang," lanjut Pramesti.

Baca Juga: 60 Orang Keracunan Massal di Kantor TikTok Singapura

Kasus keracunan mulai terungkap ketika bidan desa melaporkan bahwa hingga Minggu pagi, 4 Agustus 2024, ada 10 orang yang berobat dengan keluhan sama, seperti mual, muntah, diare, dan lemas.

Setelah menerima laporan, Dinas Kesehatan Cilacap langsung melakukan pengobatan dan penyelidikan epidemiologi, serta mengambil sampel makanan untuk memastikan penyebab keracunan tersebut. Sampel makanan yang diambil berupa olahan kambing (gulai, bistik, oseng jeroan), soda kue, dan air dari rumah yang menggelar acara akikah.

"Sampel sudah dikirim Senin (5/8) ke Balai Laboratorium Kesehatan Jateng. Pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu antara 7 sampai 10 hari," ungkap Pramesti.

Hingga Rabu (7/8), jumlah total pasien yang mengalami keracunan nasi boks ini mencapai 158 orang, terdiri dari 79 laki-laki dan 79 perempuan.

"Rekap sementara data korban keracunan pangan sampai pukul 09.30 WIB, jumlah total pasien 158 orang," kata Pramesti saat dihubungi.

Dari jumlah tersebut, 57 orang masih dirawat di beberapa fasilitas kesehatan. Rinciannya, 23 orang dirawat di RS Animah Wangon, 19 orang di RSUD Cilacap, 11 orang di RSI Fatimah, 3 orang di Klinik Menara Gading, dan 1 orang di Puskesmas Jeruklegi 1.

Kasus keracunan massal di Desa Prapagan ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan Cilacap. Mereka berusaha memastikan penyebab keracunan dengan mengirim sampel makanan dan bahan tambahan ke laboratorium.

Hasil pemeriksaan laboratorium diharapkan dapat memberikan kepastian mengenai sumber keracunan sehingga langkah pencegahan dapat diambil untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.

Pramesti menjelaskan bahwa penggunaan soda kue dalam pengolahan daging mungkin menjadi salah satu faktor yang perlu diteliti lebih lanjut.

"Kami menduga ada kemungkinan bahwa penggunaan bahan tambahan seperti soda kue ini berkontribusi terhadap keracunan, namun kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan hal tersebut," ujar Pramesti.

Kejadian ini menunjukkan pentingnya pengawasan dan standar kebersihan dalam pengolahan makanan, terutama dalam acara yang melibatkan banyak orang. Dinas Kesehatan Cilacap juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengolah makanan dan memastikan bahan-bahan yang digunakan aman untuk dikonsumsi.

Selain itu, pihaknya juga mengingatkan bahwa penyimpanan makanan yang baik dan pemanasan ulang yang tepat sangat penting untuk menghindari risiko keracunan.

"Masyarakat harus lebih memperhatikan cara pengolahan dan penyimpanan makanan, terutama jika akan dibagikan kepada banyak orang," tambah Pramesti.

Baca Juga: Ria Ricis Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Keracunan