Kronologi KA Rajabasa yang Tabrakan dengan Bus di OKU Timur, Sopir Kabur 4 Orang Tewas
Kecelakaan bus dan kereta api Rajabasa menelan 4 korban dan puluhan lainnya luka-luka. Dalam kecelakaan ini, polisi masih menelusuri lebih lanjut penyebab dari kecelakaan. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Sebuah insiden terjadi di perlintasan KM 193+7 Jalan Way Pisang-Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, pada Minggu (21/4) pukul 13.10 WIB.
Bus yang membawa puluhan penumpang bersenggolan dengan Kereta Api (KA) Rajabasa tujuan Kertapati. Akibatnya, empat orang tewas, termasuk seorang penumpang bus, Nazarudin Asof (19) warga Desa Karang Endah, Kecamatan Semendawai Suku III, OKU Timur.
Kecelakaan bus dan kereta api ini melibatkan Bus Putra Sulung BE 7037 FU, yang datang dari arah Belitang dengan tujuan Jakarta. Bus tersebut diduga menerobos pelintasan swadaya yang telah dipasang palang pintu manual oleh PT KAI, namun saat kejadian, tidak dijaga dengan baik oleh masyarakat sekitar.
Bersamaan dengan itu, KA Rajabasa melaju dari arah Lampung menuju Kertapati. Meski masinis kereta telah memberikan isyarat dengan meniupkan semboyan 35 secara berulang, upaya untuk menghindari tabrakan tidak berhasil. Bus akhirnya terseret sekitar 50 meter oleh kereta api.
Bus Putra Sulung membawa 43 penumpang saat kejadian. Dari jumlah tersebut, 17 penumpang mengalami luka berat, 25 penumpang mengalami luka ringan, dan satu penumpang tewas. Para korban luka sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Martapura dan Baturaja.
Baca Juga: Kereta Gantung di Turki Tabrak Tiang, 1 Tewas dan 184 Terjebak di Ketinggian
Kapolres OKU Timur, AKBP Dwi Agung Setyono, menyatakan bahwa sopir dan kernet bus melarikan diri setelah kejadian. Polisi sedang melakukan pengejaran terhadap keempatnya. Masyarakat diminta untuk memberikan informasi apapun yang bisa membantu dalam penangkapan.
Insiden ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keselamatan di perlintasan kereta api. Pengguna jalan diimbau untuk patuh terhadap rambu-rambu dan isyarat yang telah dipasang, serta memperhatikan isyarat dari masinis. Hal ini demi mencegah terulangnya kecelakaan serupa di masa depan.
PT KAI Divre IV Tanjung Karang telah menegaskan bahwa palang pintu manual yang dipasang di perlintasan tersebut sudah sesuai dengan standar keselamatan. Namun, peran serta masyarakat dalam menjaga keamanan di sekitar perlintasan juga menjadi kunci penting dalam mencegah kecelakaan.
Insiden ini sedang dalam penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan. Diharapkan semua pihak dapat bekerja sama untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan kereta api guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Dari kecelakaan ini juga, polisi masih mengejar sopir dan kernet Bus Putra Sulung yang melarikan diri.
"Kami masih mengejar sopir dan kernet tersebut, diimbau menyerahkan diri karena identitas mereka sudah didapatkan," ujar Dwi Agung Setyono.
Keempat korban yang tewas dalam kecelakaan ini akan dikebumikan setelah proses identifikasi dan administrasi selesai dilakukan. Keluarga korban juga akan mendapatkan bantuan dan pendampingan dari pihak terkait dalam menghadapi situasi ini.
Baca Juga: Viral Video Sopir Bus Tujuan Bogor Cekcok di Tol Cigombong