Kasus 'Anak Pejabat' Hobi Flexing, Ini Pentingnya Pola Asuh Orang Tua
Kasus penganiayaan Mario Dandy Satrio kepada David berbuntut panjang, salah satunya ialah hobi flexing atau pamer harta. Apakah karena pola asuh orang tua? Ini penjelasannya!
BaperaNews - Kasus penganiayaan Mario Dandy Satrio (20) anak pejabat pajak kepada Cristalino David (17) anak pengurus GP Ansor masih hangat dibicarakan.
Bukan hanya tentang aksi kekerasannya, namun juga tentang hobi flexing alias pamer harta. Diketahui Mario Dandy yang telah ditetapkan sebagai tersangka dikenal sebagai sosok yang sering pamer mobil dan motor mewah di media sosial.
Kasus kemudian merembet kepada ayah Mario Dandy, Rafael Alun Trisambodo yang dicopot jabatannya sebagai Pejabat Pajak Eselon III. Rafael Alun Trisambodo kini dalam penyelidikan kepolisian lantaran dinilai memiliki harta yang lebih dari pendapatannya. Harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo mencapai Rp 56,1 Milyar, hampir sama dengan harta kekayaan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Warganet juga menyorot bagaimana pola asuh orang tua Mario Dandy, diketahui pola asuh berhubungan dengan bagaimana seseorang bersikap dalam keseharian termasuk di media sosial, tak terkecuali tentang hobi flexing.
“Pola asuhnya, nilai yang ditanamkan, apa yang terpenting dalam keluarga. Apa penting tentang pekerjaan, karir, uang, sosial, materi dan sebagainya itu yang nanti mempengaruhi cara seseorang menunjukkan sesuatu” tutur Psikolog Klinis dan Founder Anastasia Sari pada Jumat (3/3).
“Kita bisa loh, melihatnya di media sosial. Orang yang cenderung suka dengan kebersamaan, kehangatan, coba lihat media sosialnya. Pasti banyak posting bersama keluarganya, temannya, dan lainnya, sebab menurut dia itu penting” imbuhnya.
Baca Juga : Kini Pacar Mario, AG Jadi Pelaku Kasus Penganiayaan David
Anastasia Sari menyebut, apa yang ditunjukkan seseorang di media sosial ialah cermin dari nilai penting yang ditanamkan keluarganya.
“Ada yang sifatnya suka dengan materi, yang ditampilkan misalnya perhiasannya, jam, dan lainnya. Ada yang suka sosial, ini tergantung dari nilai yang ditanamkan sejak kecil” bebernya.
Hobi Flexing Karena Haus Apresiasi
Kenapa ada seseorang yang hobi Flexing atau pamer di media sosial? Menurut Anastasia Sari, aksi flexing sebenarnya sering terjadi karena pelakunya haus apresiasi. Ingin dipuji, ingin mendapat like, atau mendapat komentar kagum.
“Banyak contohnya di media sosial yang melakukan itu, seolah itu hal biasa, hal wajar, terlebih kalau dia mendapat apresiasi, komentar like dari orang, itu baginya terasa menyenangkan. Seolah apa yang dilakukannya berhasil mendapat perhatian, itulah yang membuatnya jadi nagih dan melakukan flexing terus” pungkas Anastasia Sari.
Terkait hobi flexing yang dilakukan Mario Dandy, Anastasia Sari tidak berkomentar secara khusus, ia hanya memberi pendapat sesuai ilmu psikologi secara umum.
Hobi flexing yang dilakukan Mario Dandy di media sosialnya belum diketahui karena pola asuh orang tua atau faktor lainnya, yang pasti hobi flexing ini tidak perlu diterapkan, lebih banyak memicu hal negatif dibanding positifnya. Yuk bersikap dan bermedia sosial dengan lebih bijak!
Baca Juga : Daftar Harta Kekayaan Rafael Alun Ditjen Pajak