Darurat Stunting! Mahasiswa Tim II KKN Undip Lakukan Peningkatan Keterampilan Kader Kesehatan dalam Edukasi Stunting

Mahasiswa KKN Tim II 2023/2024 Universitas Diponegoro mengadakan program peningkatan keterampilan kader kesehatan dalam edukasi stunting.

Darurat Stunting! Mahasiswa Tim II KKN  Undip Lakukan Peningkatan Keterampilan Kader Kesehatan dalam Edukasi Stunting
Darurat Stunting! Mahasiswa Tim II KKN Undip Lakukan Peningkatan Keterampilan Kader Kesehatan dalam Edukasi Stunting. Gambar: Dok. Istimewa
Darurat Stunting! Mahasiswa Tim II KKN  Undip Lakukan Peningkatan Keterampilan Kader Kesehatan dalam Edukasi Stunting
Darurat Stunting! Mahasiswa Tim II KKN  Undip Lakukan Peningkatan Keterampilan Kader Kesehatan dalam Edukasi Stunting

BaperaNews - Batang (19/07/2024), diadakan sebuah program peningkatan keterampilan kader kesehatan dalam edukasi stunting oleh mahasiswa/i KKN tim II 2023/2024 Universitas Diponegoro di Karangtengah, Subah, Batang. Acara ini berlangsung dari pukul 08.30 hingga 11.00 dengan tujuan untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi isu serius di masyarakat setempat. 

Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gagal tumbuh yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badannya lebih rendah dibandingkan anak seusianya. Masalah ini menjadi sangat penting untuk diatasi, terutama karena dampaknya yang dapat berlanjut hingga dewasa, mengakibatkan rendahnya produktivitas dan kualitas hidup.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Kepala Desa dan Koordinator Desa. Dalam sambutannya, Kepala Desa menekankan betapa pentingnya peran kader kesehatan dalam upaya penanggulangan stunting di masyarakat.

Beliau berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan yang efektif kepada masyarakat, sehingga dapat membantu menurunkan angka stunting di desa Karangtengah. Koordinator Desa juga memberikan apresiasi kepada para kader yang telah hadir dan berpartisipasi dalam program ini, menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Setelah sambutan dari Kepala Desa, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, yang berkolaborasi dengan mahasiswa dari fakultas lainnya seperti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Budaya, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam pembuatan materi.

Materi yang disampaikan tidak hanya mencakup pemahaman tentang stunting, penyebabnya, dampaknya, dan langkah-langkah pencegahannya, tetapi juga meliputi informasi mengenai alternatif makanan yang sehat, mitos dan fakta seputar stunting, serta pentingnya komunikasi yang efektif.

Baca Juga: Usai Kritik TNI Melanggar HAM, BEM UI Ditantang untuk Gelar KKN di Papua

Penyampaian materi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang komprehensif kepada para kader kesehatan, sehingga mereka memiliki bekal yang cukup untuk melakukan edukasi di masyarakat.

Pemahaman tentang stunting yang disampaikan meliputi definisi stunting, penyebab utama, dan bagaimana dampaknya terhadap perkembangan anak. Para kader dijelaskan bahwa stunting bukan hanya masalah tinggi badan yang kurang, tetapi juga terkait dengan perkembangan otak yang kurang optimal, sehingga anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah.

Penyebab stunting yang utama adalah kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, dari mulai kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Selain itu, infeksi berulang dan kondisi sanitasi yang buruk juga turut berkontribusi terhadap terjadinya stunting.

Sesi materi juga mengupas alternatif makanan yang sehat untuk mencegah stunting. Mahasiswa menjelaskan bahwa variasi makanan yang kaya akan gizi sangat penting untuk pertumbuhan anak. Beberapa alternatif makanan yang dianjurkan meliputi sayuran hijau, buah-buahan, protein hewani seperti daging, ikan, dan telur, serta sumber protein nabati seperti kacang-kacangan.

Selain itu, pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi juga ditekankan.

Acara diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi kegiatan dan penutup dari Kepala Desa yang memberikan semangat kepada para kader untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilannya.

Kepala Desa mengapresiasi usaha para kader dan berharap kegiatan ini dapat menjadi awal dari banyak program pelatihan lainnya yang mendukung peningkatan kualitas kader kesehatan di masa mendatang.

Kader kesehatan di Karangtengah, Subah, Batang menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti acara ini. Terutama pada sesi praktik penyuluhan, para kader berpartisipasi aktif dan berusaha sebaik mungkin untuk menerapkan materi yang telah disampaikan. Meskipun demikian, masih ada beberapa kader yang terlihat malu-malu saat melakukan edukasi, namun secara keseluruhan, keterlibatan mereka sudah cukup baik.

Para kader kesehatan berharap bahwa dengan adanya kegiatan ini, keterampilan mereka dalam melakukan edukasi mengenai stunting dapat terus meningkat. Mereka berharap dapat lebih percaya diri dan efektif dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, sehingga upaya penanggulangan stunting di Karangtengah, Subah, Batang dapat berjalan lebih optimal.

Harapan masyarakat juga tertuju pada adanya dukungan berkelanjutan dari pihak pemerintah dan lembaga terkait untuk terus mengadakan pelatihan dan pemberdayaan bagi kader kesehatan. Dengan demikian, masalah stunting dapat ditangani dengan lebih baik dan generasi masa depan dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi titik awal dari banyak program pelatihan lainnya yang mendukung peningkatan kualitas kader kesehatan di masa mendatang. Keberhasilan program ini juga diharapkan dapat menginspirasi daerah-daerah lain untuk melakukan hal serupa, sehingga upaya penanggulangan stunting dapat dilakukan secara menyeluruh dan terkoordinasi di seluruh wilayah.

Dengan kolaborasi yang baik antara kader kesehatan, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan masalah stunting dapat diatasi dan kualitas kesehatan masyarakat dapat meningkat secara signifikan.

Penulis: Fatikhah

Baca Juga: Cegah Anak Stunting, BKKBN Sebut Batas Maksimal Wanita Hamil 35 Tahun