Berjabat Tangan dengan Donald Trump di Gedung Putih, Joe Biden: Welcome Back
Presiden AS Joe Biden menyambut presiden terpilih Donald Trump di Gedung Putih, menandai transisi damai kepemimpinan AS setelah Pilpres 2024.
BaperaNews - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyambut presiden terpilih Donald Trump di Gedung Putih pada Rabu (13/11), menandai momen penting dalam transisi kepemimpinan setelah hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS) 2024.
Meskipun Biden, politisi Partai Demokrat, pernah mengalahkan Trump dalam pilpres 2020, kali ini ia menyambut Trump, yang memenangkan pilpres terbaru, dengan ucapan hangat, "Welcome back."
Trump, yang pada 2020 tidak melakukan tradisi bertemu di Gedung Putih saat Biden menggantikannya, kali ini disambut dengan keramahan. Pertemuan berlangsung selama hampir dua jam di Ruang Oval, diiringi api penghangat yang menambah kehangatan suasana.
Dengan Partai Republik menguasai mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat yang baru, Trump dan partainya kini memegang kendali penuh atas Kongres.
Biden, yang pada Juli 2024 memutuskan mundur dari pilpres demi memberi jalan bagi Wakil Presiden Kamala Harris untuk maju sebagai kandidat Demokrat, mengucapkan selamat kepada Trump dan menjanjikan transisi yang lancar.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan kebutuhan Anda terpenuhi," ujar Biden.
Ia menekankan pentingnya kerja sama dalam menjaga stabilitas pemerintahan AS di tengah pergantian kepemimpinan.
Dalam pertemuan yang simbolis tersebut, Biden menunduk sambil berjabat tangan, sementara Trump mencondongkan tubuh ke depan, mempertahankan kontak mata.
Biden juga menekankan bahwa meskipun politik sering kali keras, pertemuan tersebut mencerminkan harapan untuk masa depan yang lebih tenang dan positif.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyatakan pertemuan Biden dan Trump berlangsung lancar dan konstruktif. Mereka membahas berbagai isu penting, termasuk kebijakan keamanan nasional dan tantangan domestik yang dihadapi AS.
Biden, yang tetap berkomitmen mendukung Ukraina melawan invasi Rusia, mengingatkan Trump akan pentingnya bantuan AS bagi Kyiv.
Namun, dengan kendali Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat, Biden menyadari bahwa kebijakan ini mungkin akan mengalami perubahan di bawah pemerintahan baru.
Baca Juga : Donald Trump Tunjuk Elon Musk untuk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah AS
Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Biden, menambahkan bahwa Biden menekankan pentingnya dukungan untuk Ukraina.
Namun, keputusan akhir terkait kebijakan ini nantinya akan menjadi hak prerogatif Trump, yang memiliki pandangan berbeda mengenai dukungan AS kepada negara-negara asing.
Tradisi penyambutan presiden terpilih di Gedung Putih sebelum pelantikan resmi sudah lama menjadi bagian dari politik Amerika. Pada 2020, Trump tidak melakukan tradisi ini saat Biden terpilih. Kali ini, Biden menunjukkan komitmennya menjaga tradisi tersebut demi transisi yang damai.
Menurut Jean-Pierre, Biden ingin memastikan bahwa transisi kekuasaan berjalan lancar, meskipun posisi politik keduanya sangat berbeda.
Jean-Pierre menambahkan bahwa pertemuan ini juga menjadi kesempatan bagi kedua pemimpin untuk menyampaikan pandangan tentang berbagai isu kebijakan. Biden mengungkapkan prioritasnya yang berfokus pada pendanaan pemerintah serta tambahan bantuan bencana.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Kepala Staf Biden, Jeff Zients, dan Kepala Staf Trump, Susie Wiles, turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Pada pertemuan tersebut, Ibu Negara Jill Biden hadir dan menyambut Trump bersama suaminya. Sebagai tanda penghargaan, Jill Biden memberikan surat tulisan tangan untuk Melania Trump, menyampaikan harapannya agar mereka dapat bekerja sama dalam transisi yang baik.
Gedung Putih menegaskan bahwa tim Biden siap memberikan dukungan penuh dalam masa transisi ini, termasuk bantuan kepada staf kepresidenan yang baru.
Juru bicara Jean-Pierre menjelaskan bahwa meskipun ada perbedaan pandangan politik selama bertahun-tahun antara Biden dan Trump, Biden tetap berkomitmen pada tradisi dan nilai-nilai institusi, termasuk penghormatan terhadap proses demokrasi dan transfer kekuasaan yang damai.
Sebagai presiden terpilih ke-47 Amerika Serikat, Trump kembali dengan rencana kebijakan yang berbeda dengan pemerintahan saat ini, terutama terkait perubahan iklim, hubungan perdagangan, dan aliansi internasional.
Kemenangan Partai Republik dalam memenangkan kursi mayoritas di DPR memberi peluang bagi Trump untuk memperkuat kontrol legislatif atas kebijakan dalam dan luar negeri.
Biden berharap transisi ini menjadi awal dari kerja sama yang konstruktif meskipun tantangan politik ke depan tidaklah sedikit.
Bagi Biden, nilai-nilai dan tradisi politik AS harus tetap dipertahankan, termasuk dalam hal penghormatan kepada pemimpin terpilih serta dukungan untuk masa depan negara.
Baca Juga : Donald Trump Resmi Jadi Presiden Terpilih AS ke-47 dengan 270 Suara Elektoral