Militer Israel Kepung dan Bagi Gaza Menjadi Dua Wilayah
BaperaNews - Dalam perkembangan terbaru di Palestina, Militer Israel mengklaim telah berhasil mengepung dan membagi wilayah Gaza menjadi dua bagian terpisah. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengumumkan pada hari Minggu bahwa saat ini terdapat "Gaza utara dan Gaza selatan," sebuah manuver yang digambarkan sebagai langkah kritis dalam konflik yang berkelanjutan dengan Hamas. Klaim ini muncul di tengah pemadaman komunikasi total di Gaza, yang terjadi untuk ketiga kalinya sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Pemadaman ini menambah kompleksitas situasi yang sudah tegang, dengan kelompok advokasi akses internet NetBlocks.org melaporkan "runtuhnya konektivitas" yang melanda seluruh wilayah, sebuah kondisi yang juga dikonfirmasi oleh perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel. Kehilangan komunikasi ini menyulitkan pembaruan dari lapangan, termasuk untuk tim UNRWA, dengan juru bicara badan pengungsi Palestina PBB Juliette Touma menyatakan kesulitan dalam menghubungi sebagian besar anggota tim mereka di Gaza.
Baca Juga: Tentara Israel Tembaki Wanita dan Anak di Gaza Saat Antre Roti
Krisis komunikasi ini diiringi dengan pemadaman listrik yang parah, dimana yang pertama kali berlangsung selama 36 jam dan yang kedua terjadi selama beberapa jam. Keadaan ini semakin memperumit upaya untuk mendapatkan informasi yang akurat dan tepat waktu dari Gaza.
Sementara itu, menurut laporan media Israel yang dikutip Al Jazeera, pasukan Israel diperkirakan akan memasuki Kota Gaza dalam waktu 48 jam, sebuah langkah yang dapat meningkatkan ketegangan dan konfrontasi. Ledakan dahsyat telah dilaporkan di Gaza utara setelah malam tiba, mengindikasikan eskalasi militer lebih lanjut.
Kondisi di Gaza yang sudah mengkhawatirkan diperparah dengan berlangsungnya perang sejak awal Oktober, yang telah menimbulkan kerusakan luas dan korban jiwa. Komunitas internasional, termasuk kelompok-kelompok hak asasi manusia, telah menyuarakan keprihatinan mendalam mengenai dampak kepada warga sipil dan infrastruktur kritis.
Situasi di Gaza menunjukkan betapa gentingnya kondisi di wilayah tersebut dan kompleksitas dari konflik yang terus berlanjut antara Israel dan Hamas. Penyampaian informasi yang terhambat hanya menambah kesulitan dalam upaya-upaya mediasi dan bantuan kemanusiaan. Dengan Gaza kini dibagi dan terkepung, mata dunia tertuju pada apa yang akan terjadi selanjutnya di wilayah yang telah lama dilanda konflik ini.
Baca Juga: Dioperasi Tanpa Bius, Anak di Gaza Hanya Lafalkan Surat Al-Qur'an