Peran Air dalam Kehidupan Muslim dan Implementasi Teknologi Hemat Air dalam Wudu
Begini pentingnya air dalam Islam, peran wudu, dan penerapan teknologi hemat air untuk menjaga kelestarian lingkungan sesuai ajaran Islam. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Air memiliki peran vital dalam kehidupan dan ibadah umat Islam, termasuk dalam praktik wudu yang menjadi syarat sah salat.
Rasulullah SAW telah mencontohkan penggunaan air secara efisien, yakni hanya dengan 0,688 liter untuk berwudu.
Namun, realitas di Indonesia menunjukkan kebiasaan berlebihan dalam menggunakan air wudu, terutama di tempat-tempat umum, sehingga muncul kebutuhan akan teknologi hemat air untuk mendukung keberlanjutan.
Beberapa inovasi telah dikembangkan untuk mengurangi pemborosan air. Salah satunya adalah kran otomatis dengan sensor yang dirancang oleh Surya Mahendra dari Institut Teknologi Surabaya.
Alat ini mampu menekan penggunaan air wudu dari rata-rata 4 liter menjadi 2,5 liter.
Selain itu, I Made Indradjaja Marcus Brunner dan Sandra Madonna dari Universitas Bakrie mengembangkan "plug valve" atau pembatas aliran air.
Uji coba alat kran otomatis dengan sensor di musala Universitas Bakrie pada 8 kran menunjukkan penghematan hingga 60%, dengan rata-rata penggunaan air sebesar 979,25 mililiter per wudu.
Pentingnya air dalam Islam juga ditekankan dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 30 yang menyebutkan bahwa segala kehidupan berasal dari air.
Wudu berasal dari kata Al-Wadha’ah yang memiliki arti kebersihan dan kecerahan. Wudu merupakan proses penyucian diri yang wajib dilakukan sebelum melaksanakan salat.
الطهور شطر الإيمان
Artinya: “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (H.R. Muslim)
Baca Juga : Doa Agar Mimpi Indah Saat Tidur, Amalkan Sebelum Tidur
Lebih dari 200 ayat dalam Al-Quran membahas tentang air, termasuk kaitannya dengan hujan, laut, sungai, dan mata air.
Dalam hadis, Rasulullah SAW juga mengingatkan umat Islam untuk tidak berlebihan (israf) dalam penggunaan air, termasuk saat berwudu, bahkan jika berada di sungai yang mengalir (HR. Ahmad).
لَا تُسْرِفْ، قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَفِي الْوُضُوْءِ إِسْرَافٌ؟ قَالَ: نَعَمْ وَفِي كُلِّ شَيْءٍ إِسْرَافٌ
Artinya: “Janganlah berlebih-lebihan.” Ada seseorang yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ada israf dalam wudu?” Rasulullah menjawab, “Ya, dan dalam segala sesuatu ada israf.”
Namun, implementasi teknologi hemat air di tempat umum masih menghadapi tantangan. Banyak pengguna yang menganggap aliran air yang dibatasi membuat wudu terasa tidak sempurna, sehingga justru memperpanjang proses wudu.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan edukasi dan kampanye tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sesuai ajaran Islam.
Seiring kemajuan teknologi, integrasi alat hemat air seperti kran otomatis dan pembatas aliran menjadi solusi nyata untuk mengurangi pemborosan.
Langkah ini selaras dengan nilai-nilai Islam yang mendorong keseimbangan, efisiensi, dan tanggung jawab sosial dalam menjaga sumber daya alam.
Dengan penerapan teknologi modern dalam praktik wudu, umat Muslim dapat beribadah dengan cara yang lebih berkelanjutan tanpa mengurangi nilai spiritualnya.
Selain itu, langkah ini juga memberikan dampak positif bagi upaya pelestarian lingkungan, menjadikan wudu sebagai contoh ibadah yang ramah lingkungan sekaligus mendukung keberlanjutan sumber daya alam.
Penghematan air dalam wudu tidak hanya memenuhi anjuran agama, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
Dengan semakin banyaknya inovasi teknologi dan kesadaran kolektif, praktik hemat air dalam wudu dapat diterapkan secara luas dan menjadi bagian dari gaya hidup umat Islam modern.
Penulis: Farah Farouk Alwyni
Baca Juga : Doa Agar Terlunas Dari Hutang Yuk Diamalkan Insya Allah Lunas