BaperaNews - Ranny Fahd A Rafiq, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, menyatakan kepeduliannya terhadap nasib kaum buruh Indonesia.
Dalam pernyataannya di Gedung DPR/MPR RI pada Jumat (22/11/2024), Ranny menyoroti ketidaklayakan upah minimum di Indonesia yang jauh di bawah standar kelayakan dibandingkan dengan negara lain.
"Kaum buruh adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka adalah tulang punggung negara ini, namun sering kali diperlakukan tidak layak. Saya akan terus memperjuangkan nasib kaum buruh," ujar Ranny.
Ranny mengungkapkan bahwa meskipun statistik menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, posisi kaum buruh sering kali terabaikan dalam angka-angka tersebut.
"Kaum buruh adalah mesin ekonomi yang tak pernah berhenti bekerja. Mereka yang menggerakkan pabrik, ladang, dan konstruksi, tetapi hidup mereka penuh ketidakpastian," kata Ranny.
Menurutnya, prinsip-prinsip Pancasila, khususnya sila kedua yang mengedepankan kemanusiaan yang adil dan beradab serta sila kelima yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, harus diterapkan secara nyata, bukan hanya sekadar diucapkan.
"Kita harus memanusiakan kaum buruh dan memperlakukan mereka dengan adil, tanpa memandang strata sosial," ujar Ranny, yang juga menegaskan bahwa Pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ranny mencontohkan kondisi sulit yang dihadapi buruh, seperti yang dialami oleh seorang buruh di Cikarang, yang bekerja hingga 14 jam sehari dengan upah yang hanya cukup untuk makan dan biaya transportasi.
Baca Juga : Singgung Maraknya Aksi Tawuran di Indonesia, Ranny Fahd A Rafiq: Salah Siapa?
"Kami bekerja keras, tetapi mengapa kami tetap sulit hidup layak?" tanya buruh tersebut, menggambarkan realitas pahit yang dihadapi banyak buruh.
Berkaitan dengan hal ini, Ranny menyarankan pemerintah, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, untuk segera mengambil langkah konkret dalam meningkatkan kesejahteraan buruh.
"Pemerintah harus membuat kebijakan yang menguntungkan buruh Indonesia dan melakukan terobosan ekonomi yang atraktif," tambahnya.
Ranny juga menegaskan bahwa kaum buruh tidak meminta banyak. Mereka hanya ingin dihormati, diberi upah layak, dan mendapatkan perlindungan hukum yang maksimal.
Ia mengusulkan beberapa langkah penting untuk memperbaiki nasib kaum buruh, di antaranya:
- Peningkatan upah yang layak sesuai dengan kebutuhan hidup.
- Pengawasan ketat terhadap pelaksanaan hukum ketenagakerjaan untuk melindungi hak buruh.
- Peningkatan kesejahteraan buruh, termasuk akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang layak.
- Dialog sosial yang setara antara pemerintah, pengusaha, dan buruh untuk menyelesaikan persoalan.
"Kaum buruh adalah pilar bangsa yang tak tergantikan. Mereka mungkin tidak mengenakan jas mewah atau duduk di kursi eksekutif, namun tanpa mereka, roda ekonomi Indonesia akan berhenti berputar," pungkas Ranny.
Ia menegaskan bahwa tidak ada kemajuan bangsa tanpa kesejahteraan buruh. "Jangan biarkan pahlawan ekonomi kita mati perlahan dalam kesunyian," tutup Ranny Fahd A Rafiq.
Ranny Fahd A Rafiq berharap agar suara kaum buruh yang selama ini terabaikan dapat didengar, dan pemerintah serta masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan mereka.
Penulis : ASW