Fahd A Rafiq Apresiasi Kinerja Kabinet Merah Putih dan Pandangannya Soal Geopolitik Global serta Peran Indonesia
Fahd A Rafiq apresiasi kinerja Kabinet Merah Putih, soroti geopolitik global dan peran Indonesia dalam menghadapi ketegangan dunia. Simak pandangannya tentang masa depan Indonesia.
BaperaNews - Ketua Umum DPP BAPERA, Fahd A Rafiq, memberikan apresiasi terhadap kinerja positif Kabinet Merah Putih yang telah menunjukkan komitmen tinggi dalam berbagai sektor pemerintahan.
Dalam rapat kabinet yang diadakan pada Senin, 2 Desember 2024, Presiden Prabowo Subianto mengibaratkan kabinetnya sebagai tim sepak bola yang kompak, menegaskan sinergi yang kuat antara Presiden dan seluruh jajaran pemerintahannya.
Fahd A Rafiq mengungkapkan bahwa beberapa pencapaian signifikan yang patut diapresiasi termasuk penghapusan utang UMKM, kenaikan gaji guru, serta penurunan harga tiket pesawat menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Langkah-langkah ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama di sektor ekonomi," ujar Fahd di Jakarta pada Selasa, 23 Februari 2024.
Sebagai Ketua Umum DPP BAPERA, Fahd juga mendukung langkah strategis Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan nasional.
Ia menyatakan bahwa Indonesia harus menghentikan ketergantungan impor beras pada 2025, mengingat cadangan pangan yang semakin meningkat dan Indonesia berhasil melewati musim El Nino yang melanda dunia.
Fahd menekankan, "Jika negara-negara penghasil pangan terlibat dalam konflik, mereka akan menghentikan ekspor, dan Indonesia harus siap menghadapinya."
Geopolitik Global dan Dampaknya pada Indonesia
Fahd A Rafiq juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap dinamika geopolitik global, khususnya terkait dengan konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan Tiongkok-Taiwan.
Ia menekankan bahwa Indonesia perlu bersiap menghadapi potensi dampak buruk dari ketegangan tersebut, terutama terkait dengan impor pangan.
"Jika kondisi geopolitik semakin buruk, Indonesia harus lebih mandiri dalam pangan untuk menghindari ketergantungan dari negara lain," ungkap Fahd.
Dalam rapat kabinet, Presiden Prabowo juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai dampak dari konflik geopolitik terhadap ketahanan pangan global.
Fahd menambahkan, "Indonesia harus memanfaatkan politik luar negeri bebas aktif sebagai juru damai dalam menyelesaikan konflik, namun kita juga harus bersiap menghadapi skenario terburuk, sesuai dengan pepatah 'Si vis pacem, para bellum', Jika kamu menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang."
Baca Juga : Fahd A Rafiq Dukung Penuh Apabila Pemerintah Buat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Apresiasi terhadap Kebijakan Pemerintah dan Pemilu 2024
Fahd juga memberikan apresiasi terhadap kebijakan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan stabilisasi ekonomi, termasuk upaya Kementerian Dalam Negeri yang terus memantau situasi ekonomi domestik.
Ia menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Presiden Prabowo dalam memperkuat nilai tukar Rupiah, dengan harapan dapat mencapai Rp 5.000 per USD.
Fahd turut memuji keberhasilan pelaksanaan Pilkada 2024 yang berjalan aman dan lancar.
"Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia menunjukkan kedewasaan politik yang patut dicontoh," katanya.
Pandangannya Terhadap Politik Global dan Potensi Perang Dunia III
Fahd juga menyoroti peran Donald Trump dalam pemilu Presiden AS, yang dianggapnya dapat memengaruhi arah geopolitik global.
"Jika Joe Biden yang menang, perang dunia III mungkin akan lebih cepat terjadi. Trump berjanji akan menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina dalam satu hari, namun itu justru membuka potensi terjadinya konfrontasi militer yang lebih luas dengan NATO," jelas Fahd.
Lebih lanjut, Fahd menjelaskan mengenai penggunaan Rudal ATACMS yang dikirimkan oleh AS ke Ukraina, sebuah senjata dengan jangkauan hingga 300 kilometer yang dirancang untuk menyerang target penting di wilayah Rusia.
"Jika Biden terpilih, penggunaan rudal ini berpotensi melibatkan lebih banyak negara, termasuk NATO, yang bisa memicu konflik nuklir dan berujung pada perang dunia ketiga," tambahnya.
Kesiapan Indonesia Menghadapi Ketegangan Global
Fahd A Rafiq menekankan bahwa Indonesia harus siap menghadapi ancaman global, termasuk membangun industri pertahanan dalam negeri yang mandiri.
"Indonesia harus mengembangkan alat-alat perang buatan dalam negeri untuk menghadapi ketegangan yang semakin meningkat, terutama terkait dengan perang Ukraina dan ketegangan di Selat Taiwan," ujarnya.
"Kita tidak bisa bergantung pada negara lain untuk menjaga perdamaian, Indonesia harus turun tangan."
Sebagai penutup, Fahd menegaskan bahwa Indonesia harus terus memperjuangkan perdamaian dunia, namun tetap menjaga kesiapsiagaan untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di masa depan.