Ayah Aulia Mahasiswi Kedokteran Undip yang Bunuh Diri Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya!
Ayah dari dr. Aulia Risma Lestari, seorang mahasiswi kedokteran Undip yang bunuh diri dikabarkan meninggal dunia pada hari ini, Selasa (27/8).
BaperaNews - Kabar duka datang dari dunia kedokteran Indonesia. Ayah dari dr. Aulia Risma Lestari, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), meninggal dunia, pada hari ini, Selasa (27/8).
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Mohammad Syahril, mengonfirmasi berita ini pada dini hari, sekitar pukul 01.24 WIB, di RSCM Jakarta setelah menjalani perawatan intensif. Sebelum dirawat di RSCM, ayah dr. Aulia Risma Lestari, Moh. Fakhruri alias Ciko, dirawat di RSUD Kardinah, Tegal.
Namun, kondisinya semakin memburuk dan harus dirujuk ke RSCM. Fakhruri diketahui menderita hematemesis melena atau muntah darah, yang menyebabkan gagal napas dan mengakhiri hidupnya di usia 65 tahun.
Kabar ini tentu saja mengejutkan banyak orang, terutama bagi mereka yang mengenal dokter Risma.
Syahril juga menambahkan bahwa Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengunjungi rumah keluarga dokter Risma di Tegal untuk menyampaikan belasungkawa.
"Pak Menkes, berkunjung takziah ke rumah keluarga dokter Risma di Tegal untuk menyampaikan belasungkawa ke keluarga almarhumah," ungkap Syahril.
Kunjungan ini juga sekaligus untuk menjenguk ayah dokter Risma yang sedang dirawat di RSUD Kardinah. Menariknya, kondisi Fakhruri semakin drop setelah mendengar berita tentang putrinya yang meninggal dunia.
"Ayahnya drop mendengar berita dr Risma meninggal," kata Syahril.
Ini menunjukkan betapa besar dampak emosional yang dialami oleh Fakhruri setelah kehilangan putrinya. Kemenkes pun memfasilitasi penanganan dan pengobatan Fakhruri hingga akhir hayatnya.
Sebelumnya, nama dr. Aulia Risma Lestari menjadi perbincangan hangat setelah ditemukan meninggal di kamar kosnya.
Banyak yang menduga bahwa dokter PPDS di RS Kariadi itu bunuh diri akibat perundungan dari senior. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), Yan Wisnu Prajoko, mengatakan bahwa kasus ini perlu pendalaman lebih lanjut.
"Kami tengah menunggu hasil investigasi," ujarnya.
Yan juga menjelaskan bahwa selama menjalani PPDS, dokter Risma sering izin sakit.
"Kami sudah mengidentifikasi bahwa almarhumah itu perlu support khusus," tambahnya.
Baca Juga : Undip Bantah Mahasiswi Kedokteran yang Bunuh Diri adalah Korban Bullying
Meskipun Risma kerap mengajukan izin sakit, pihak FK Undip tidak pernah menjatuhkan sanksi, bahkan mereka memberikan dukungan penuh.
"Kami malah memudahkan, monggo kalau memang butuh istirahat," jelas Yan.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga memposting ulang kabar duka cita ini di akun Instagram-nya. Dalam unggahannya, Budi menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kepergian ayah dokter Risma.
"Turut berduka cita yang sangat mendalam," tulisnya. Ini menunjukkan bahwa kasus ini bukan hanya menjadi perhatian di kalangan akademis, tetapi juga di tingkat pemerintahan.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, membenarkan bahwa ayah mendiang dokter Aulia dirujuk ke RSCM atas ajakan Menkes Budi.
"Kemarin sempat dirujuk ke RSCM atas ajakan Pak Menkes saat ke Tegal untuk belasungkawa," ungkap Nadia.
Ia juga menambahkan bahwa sakitnya Fakhruri disebabkan oleh stres dan shock akibat kehilangan anaknya.
Kasus dokter Aulia Risma Lestari ini telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk Kemenkes RI yang meminta penghentian sementara Program Anestesi Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi.
"Tim Itjen Kemenkes sudah turun ke RS Kariadi untuk menginvestigasi pemicu bundir," kata Syahril.
Ini menunjukkan bahwa Kemenkes berkomitmen untuk menyelidiki lebih dalam mengenai kasus ini.
Dengan semua kejadian ini, kita diingatkan akan pentingnya dukungan mental dan emosional, terutama bagi mereka yang berada dalam tekanan, seperti mahasiswa PPDS Undip.
Baca Juga : Isi Curhatan Mahasiswi Undip yang Bunuh Diri Diduga Korban Bullying: Sakit Sekali