Yunani Tutup Beberapa Tempat Wisata Akibat Dilanda Gelombang Panas
Athena menghadapi gelombang panas ekstrem dengan menutup sekolah dan landmark ikonik seperti Acropolis. Suhu mencapai 43 derajat Celsius. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Pada Kamis (13/6), Yunani terpaksa menutup sejumlah tempat wisata dan sekolah di Athena akibat gelombang panas yang ekstrem.
Beberapa wilayah Mediterania, termasuk Yunani, melaporkan kenaikan suhu hingga 43 derajat Celsius. Angin selatan yang membawa udara panas dan debu dari Afrika Utara menjadi penyebab utama suhu tinggi ini, menurut para ahli meteorologi.
Akropolis, tempat wisata di Yunani yang ikonik ini harus ditutup dari pukul 09.00 hingga 14.00 pada Rabu karena suhu yang mengancam jiwa. Tempat ini biasanya dikunjungi oleh 4 juta wisatawan setiap tahunnya.
"Sejumlah SD dan TK di seluruh negeri ditutup demi melindungi anak-anak dari cuaca panas," dilaporkan dari Reuters.
Pemerintah Kota Athena mengambil beberapa langkah untuk mengatasi situasi ini, yakni petugas medis Palang Merah membagikan botol air kepada wisatawan, sekolah dasar dan tempat penitipan anak di wilayah selatan negara tersebut juga ditutup, pengumpulan sampah dihentikan sementara, tujuh ruang ber-AC dibuka untuk umum, dan drone yang dilengkapi dengan kamera termal dikerahkan di Athena untuk mengoordinasikan respons kesehatan masyarakat.
Di Athena, petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kobaran api di sebuah pabrik peralatan masak di pinggiran utara Kifisia. Empat belas mobil pemadam kebakaran dan 42 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk menangani insiden tersebut. Warga di sekitar daerah itu diimbau untuk tetap berada di dalam rumah sebagai tindakan pencegahan.
Baca Juga: Pertama dalam Sejarah! Khotbah Wukuf Haji Diterjemahkan dalam 50 Bahasa
Yunani adalah salah satu negara yang paling terdampak oleh pemanasan global di Eropa. Tahun lalu, kenaikan suhu memicu kebakaran hutan yang mematikan dan hujan yang tidak menentu menyebabkan banjir parah.
"Athena, kota yang memiliki populasi 5 juta jiwa, adalah salah satu kota terpanas di Eropa," kata Haris Doukas, Wali Kota Athena, kepada Reuters.
Menurut para ahli, gelombang panas merupakan salah satu bencana alam yang paling mematikan. Lebih dari 61 ribu orang dilaporkan meninggal selama gelombang panas di Eropa pada 2022.
Kombinasi perubahan iklim yang disebabkan oleh perilaku manusia dan fenomena iklim alami El Nino, berkontribusi terhadap peningkatan suhu di banyak belahan dunia.
"Perubahan iklim di seluruh dunia meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi gelombang panas. Ini secara efektif membuat gelombang panas menjadi semakin parah," kata Akshay Deoras, seorang ilmuwan peneliti di Pusat Sains Atmosfer Nasional di Universitas Reading, kepada Al Jazeera pada 2023.
Untuk mengurangi dampak dari suhu tinggi ini, Haris Doukas mencoba menciptakan lebih banyak naungan dengan menanam dua ribu pohon di Athena.
"Tujuan pertama kami adalah menurunkan suhu median, suhu udara. Ada daerah yang suhunya 15 atau 20 kali lebih tinggi di atas semen atau jalan kota, dibandingkan dengan daerah yang teduh," jelasnya.
Baca Juga: Kolombia Bakal Tampung Anak-anak Palestina yang Terluka Akibat Serangan Israel