Warga Keracunan Makanan Tahlilan di Bogor, Korban Capai 71 Orang

Sebanyak 71 warga Cipaku mengalami dugaan keracunan makanan setelah menghadiri acara tahlilan. Simak selengkapnya di sini!

Warga Keracunan Makanan Tahlilan di Bogor, Korban Capai 71 Orang
Warga Keracunan Makanan Tahlilan di Bogor, Korban Capai 71 Orang. Gambar: Sholihin/detikcom

BaperaNews - Sebanyak 71 warga Cipaku, Kota Bogor, diduga mengalami keracunan makanan usai menghadiri acara tahlilan pada Sabtu (1/6) malam. Para korban, termasuk Atiala (27), mengalami gejala diare, sakit perut, dan buang air besar terus menerus setelah mengonsumsi nasi uduk dan telur balado yang disajikan dalam acara tersebut.

Bibi korban, Pupu (43), menceritakan bahwa keponakannya, Atiala, tidak langsung merasakan efek keracunan setelah makan makanan tahlilan tersebut. Gejala mulai muncul pada Minggu (2/6) ketika Atiala mengeluh sakit perut dan demam, serta muntah-muntah.

"Perutnya sakit dan demam. Dia juga sempat muntah-muntah," ujar Pupu.

Setelah 24 jam tanpa ada perbaikan kondisi, Atiala akhirnya dibawa ke Puskesmas Cipaku pada Senin (3/6) malam.

"Dia dirawat di puskesmas setelah magrib. Gejalanya meriang, demam, dan perut melilit banget," kata Pupu.

Ia menambahkan bahwa kondisi Atiala semakin parah karena kekurangan cairan akibat diare yang terjadi hampir 30 kali dalam satu hari.

"Dia lemes karena kekurangan cairan. BAB-nya lebih dari 20 kali," ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengonfirmasi bahwa sebanyak 71 warga Cipaku diduga keracunan makanan. Gejala yang dialami para korban serupa, yaitu diare, sakit perut, dan buang air besar terus menerus.

Baca: Puluhan Siswa SD Keracunan yang Diduga Berasal dari Jajanan Sekolah

"Puluhan warga mengalami dugaan keracunan dengan gejala yang sama. Mereka semua mengonsumsi makanan dari acara tahlilan," jelas Retno saat ditemui di Puskesmas Cipaku, Senin malam.

Tim surveilans Dinas Kesehatan Kota Bogor saat ini tengah memeriksa sampel makanan yang dikonsumsi warga sebelum mereka keracunan.

"Kami sedang memeriksa sampel makanan untuk memastikan sumber keracunan. Sebelumnya mereka menghadiri acara haul, dan setelah ditelusuri, makanan yang dikonsumsi di acara tersebut menjadi sumber dugaan keracunan," kata Retno.

Acara tahlilan tersebut memang menjadi sumber dugaan keracunan setelah banyak warga yang mengalami gejala serupa setelah menghadirinya. Retno menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan makanan dalam acara-acara seperti ini untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.

Pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Bogor bekerja sama untuk menangani para korban. Mereka memberikan perawatan medis kepada yang membutuhkan, terutama bagi yang mengalami dehidrasi parah akibat diare.

"Kami fokus pada perawatan pasien yang mengalami dehidrasi berat dan memberikan cairan untuk mengembalikan keseimbangan tubuh mereka," tambah Retno.

Atiala merupakan salah satu dari banyak korban yang harus menerima perawatan intensif. Bibi korban berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menyajikan makanan, terutama dalam acara-acara besar.

"Kami berharap ini menjadi pelajaran bagi semua agar lebih hati-hati. Semoga tidak ada lagi yang mengalami kejadian seperti ini," ujarnya.

Baca Juga: Siswa SD di Bandung Barat Meninggal Gegara Keracunan Cilor