China Blokir Konten Influencer yang Pamer Harta di Media Sosial

China memperketat kontrol internet dengan melarang konten pamer kekayaan di media sosial. Simak selengkapnya di sini!

China Blokir Konten Influencer yang Pamer Harta di Media Sosial
China Blokir Konten Influencer yang Pamer Harta di Media Sosial. Gambar: Ilustrasi Canva

BaperaNews - Regulator internet di China mengeluarkan aturan baru yang melarang konten pamer harta kekayaan di media sosial, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengendalikan pengaruh negatif di dunia maya.

Pada Selasa (4/6), media Fortune melaporkan bahwa beberapa influencer dan selebritas yang sering menampilkan gaya hidup mewah telah menjadi sasaran pembatasan ini. 

Langkah ini datang setelah tindakan tegas terhadap konten palsu dan penghindaran pajak yang dilakukan oleh para influencer. Regulator kini memfokuskan perhatiannya pada selebritas yang dianggap terlalu banyak memamerkan kekayaan mereka di media sosial.

Pekan lalu, beberapa influencer terkenal, termasuk Wang Hongquanxing yang dijuluki Kim Kardashian dari China, dan Baoyu Jiajie yang dikenal sebagai Sister Abalone, telah diblokir dari berbagai platform media sosial.

Menurut Global Times, langkah ini sejalan dengan janji banyak platform media sosial di China untuk menindak konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial positif.

Douyin, versi TikTok yang dimiliki oleh ByteDance, dilaporkan telah menghapus 4.701 konten tidak pantas dan menutup 11 akun antara 1 Mei dan 7 Mei. Xiaohongshu, platform mirip Instagram, menutup 383 akun dalam dua minggu yang sama.

Wang Hongquanxing, yang memiliki 4,4 juta pengikut di Douyin, merupakan salah satu influencer yang terkena dampak aturan ini. China Daily melaporkan bahwa Wang memiliki tujuh properti mewah di Beijing.

Dalam sebuah wawancara TV, Wang mengungkapkan bahwa dia tidak pernah mengenakan perhiasan dan pakaian yang bernilai kurang dari 10 juta yuan (US$ 1,4 juta). Akun Weibo milik Wang juga tidak lagi dapat diakses pada hari Senin.

Baca Juga: Pejabat di China Dijatuhi Hukuman Mati Usai Korupsi Rp2,4 Triliun

Kampanye untuk membersihkan internet di China sudah berlangsung sejak tahun 2016. Pemerintah secara rutin melakukan sensor terhadap media sosial, menargetkan influencer dan akun yang dinilai tidak mendukung nilai-nilai sosial yang positif.

Regulator telah menetapkan bahwa influencer tidak boleh merendahkan Partai Komunis China atau budaya tradisional China, serta dilarang mempromosikan gaya hidup boros atau menyebarkan rumor tentang bisnis di China.

Pada April lalu, Administrasi Ruang Siber China menyatakan akan menargetkan influencer yang sengaja menampilkan gaya hidup mewah. Platform media sosial seperti Douyin, Tencent, dan Xiaohongshu bulan ini membidik orang-orang yang memamerkan kekayaan secara berlebihan.

Upaya ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengontrol narasi publik dan memastikan bahwa konten yang beredar di media sosial sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan pemerintah.

Regulator menekankan pentingnya mempromosikan nilai-nilai sosial yang positif dan mengekang pengaruh negatif dari gaya hidup hedonistik yang dipamerkan oleh beberapa influencer.

Tindakan tegas terhadap konten pamer kekayaan juga diharapkan dapat mencegah perilaku konsumtif yang berlebihan di kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda yang mudah terpengaruh oleh gaya hidup selebritas.

Dengan memblokir konten yang tidak sesuai, pemerintah berharap dapat menciptakan lingkungan media sosial yang lebih sehat dan mendukung pembangunan sosial yang berkelanjutan.

Baca Juga: Tinggi Badan Gen-Z di China Capai 170 Cm, Remaja RI Pendek-pendek