Siswa SD di Bandung Barat Meninggal Gegara Keracunan Cilor
Tragedi keracunan massal di SDN Jati 3 Saguling, Bandung Barat, menyebabkan satu siswa meninggal dunia.
BaperaNews - 34 siswa SDN Jati 3 Saguling, Bandung Barat, keracunan massal usai makan jajanan SD cilor dan aci mini. 1 diantaranya berinisial RNN (9) dinyatakan meninggal dunia usai menjalani perawatan di RS Dustira, Cimahi pada hari Rabu (27/9) pukul 23.30 WIB.
Kepala Puskesmas Saguling, Bandung Barat, Burhan mengungkap korban RNN meninggal dunia tidak hanya karena keracunan aci mini dan keracunan cilor saja namun juga karena memiliki penyakit penyerta sehingga memperparah kondisinya.
“Ada 1 siswa meninggal dunia di RS Dustira tapi ini tidak hanya karena keracunan massal namun karena yang bersangkutan juga memiliki penyakit thalassemia. Korban punya riwayat kontrol rutin di RSHS” terang Burhan hari Kamis (28/9).
Puskesmas Saguling telah memberi penanganan pada 34 siswa yang keracunan massal. Para korban mengalami gejala seperti mual, muntah, diare, dan demam. Insiden terjadi usai para siswa makan cilor dan aci mini pada hari Selasa (26/9).
“Semua pasien sudah ditangani. Kita lakukan rehidrasi karena mereka banyak muntah dan diare. Sebagian sudah membaik kondisinya. Dugaan penyebabnya dari keracunan cilor dan keracunan aci mini dimana gejala yang mereka rasakan terjadi setelah makan jajanan SD itu” bebernya.
Baca Juga : Siswa SD Disodomi 2 Pria, Awal Kenalan dari Medsos
Petugas Puskesmas telah mengambil sampel jajanan SD yang diduga menjadi sebab keracunan massal untuk dibawa ke laboratorium kesehatan. Insiden ini dinyatakan sebagai kejadian luar biasa.
“Kejadian luar biasa keracunan makanan terindikasi dari jajanan SD keracunan aci mini dan keracunan cilor yang berbumbu pedas. Tapi itu belum bisa kami pastikan sebabnya. Sekarang tim masih memeriksa sampel makanannya. Gejala yang dialami mual, muntah, diare, itu memang gejala khas keracunan” tandas Burhan.
Kasus ini masih dalam penyelidikan pihak medis dan aparat Saguling, Bandung Barat. Belum bisa dipastikan bahan apa yang ada di kedua jajan tersebut yang diduga menjadi sebab keracunan. Jajan SD dari pedagang keliling perlu diperhatikan mengingat tidak diketahui dibuat dari bahan apa saja.
Jauh lebih baik membawakan bekal makanan rumahan untuk anak agar anak bisa terhindar dari makanan tidak bergizi. Jajan yang tidak jelas bahan-bahannya bisa berdampak kurang baik untuk anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hati-hati memberikan jajan untuk anak ya.
Baca Juga : Tunangan Baru 3 Hari, 2 Sejoli Ini Tenggak Racun di Tempat Wisata Kepahiang