Update Terbaru! 6 Nelayan KM Sri Mariana yang Ditemukan Tewas di Kapal Diduga Terinfeksi Virus, 21 ABK Dikarantina
Enam nelayan kapal tuna KM Sri Mariana ditemukan tewas di dekat Pulau Tempurung, Merak.
BaperaNews - Enam nelayan dari kapal penangkap ikan tuna KM Sri Mariana ditemukan tewas di sekitar Pulau Tempurung, Merak, Kota Cilegon, Banten, pada Minggu (4/8).
KM Sri Mariana yang telah berlayar selama sembilan bulan di Samudera Hindia, mengangkut 36 awak kapal dari Siboga, Sumatera Utara, sejak Oktober 2023 hingga Juli 2024.
Saat ini, kapal tersebut sedang disandarkan di KMB Pelangi di perairan Pulorida.
Laporan mengenai kejadian ini diterima oleh Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Banten pada pukul 11.30 WIB. Setelah menerima laporan, petugas langsung menuju lokasi yang berada pada titik koordinat 05°52'374" S-106°58'453" E.
Di lokasi tersebut, ditemukan bahwa dari 36 awak kapal, enam nelayan tewas, satu orang dalam kondisi kritis, dan sembilan lainnya mengalami sakit.
Korban yang meninggal serta yang sakit segera dilarikan ke Rumah Sakit Krakatau Steel di Cilegon. Saat ini, petugas masih melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab kematian dan kondisi kesehatan para korban.
Berdasarkan gejala yang dialami oleh kru kapal, seperti pegal di kaki dan sesak napas, ada dugaan bahwa mereka terinfeksi leptospirosis, sebuah penyakit zoonosis yang dapat menginfeksi manusia dan hewan.
Baca Juga: Aksi Heroik, Nelayan Lindungi Anaknya dari Terjangan Ombak selama 2 Jam
Kepala Balai Besar Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banten, Resi Arisandi, menjelaskan bahwa gejala yang muncul pada para kru kapal sesuai dengan tanda-tanda leptospirosis.
“Semua masih kita periksa. Gejala dari berbagai macam penyakit menular memang mirip, tetapi kita harus memastikan penyebab pastinya,” kata Resi kepada wartawan pada Kamis (8/8).
Ia menambahkan bahwa keluhan yang dilaporkan termasuk pegal di kaki dan sesak napas.
Untuk kepastian penyebabnya, petugas masih menunggu hasil pemeriksaan sampel darah yang dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Jakarta. Selain sampel darah, kotoran tikus dan anjing yang ditemukan di kapal juga telah diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Kita sudah mengambil kotoran tikus dan anjing dari kapal untuk diperiksa. Mudah-mudahan dalam minggu ini hasilnya sudah keluar," ujar Resi.
Sementara itu, sebanyak 21 anak buah kapal (ABK) KM Sri Mariana kini menjalani karantina di guest house Krakatau, Kota Cilegon, selama 14 hari untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. Resi Arisandi menyebutkan bahwa 21 ABK yang dikarantina dalam kondisi sehat.
“ABK yang dari KM Sri Mariana berjumlah 36 orang. Sekarang, 21 orang dalam kondisi sehat sedang kami karantina di guest house Krakatau,” katanya.
Lima orang nelayan masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon. Sementara itu, empat nelayan lainnya masih berada di atas kapal dengan pemantauan dari tim kesehatan.
"Lima nelayan masih sedang observasi dan perawatan. Mudah-mudahan mereka cepat sembuh,” tambah Resi.
Baca Juga: Raffi Ahmad Janji Belikan Perahu Baru untuk Nelayan Aco yang viral Tenggelam