Terlalu Mabuk, Karyawan Jepang Kehilangan Satu Flashdisk Berisi Ratusan Data Pribadi Penduduk Jepang

Akibat terlalu mabuk, seorang karyawan di jepang kehilangan satu flashdisk yang berisi ratusan data pribadi penduduk Kota Amagasaki, Jepang.

Terlalu Mabuk, Karyawan Jepang Kehilangan Satu Flashdisk Berisi Ratusan Data Pribadi Penduduk Jepang
Akibat terlalu mabuk, seorang karyawan di jepang kehilangan satu flashdisk yang berisi ratusan data pribadi penduduk Kota Amagasaki, Jepang. ANTARA FOTO/REUTERS/Dok. KIM KYUNG-HOON

BaperaNews - Seorang karyawan IT yang bekerja di Pemerintah Kota Amagasaki, Jepang menghilangkan satu buah flashdisk yang berisi ratusan data pribadi penduduk kota Amagasaki. Hal ini dikarenakan, karyawan Jepang tersebut terlalu mabuk saat berkumpul bersama dengan teman-temannya setelah jam kerja.

Kejadian yang terjadi pada 21 Juni 2021 ini, pada awalnya karyawan tersebut mentransfer seluruh data pribadi penduduk kota Amagasaki ke dalam satu flashdisk. Dengan tujuan agar pekerjaan yang ia lakukan cepat selesai. Karena kebetulan di hari yang sama ia memiliki janji untuk bertemu dengan teman-temannya di sebuah restoran di kota Amagasaki, prefektur Osaka.

Setalah tiba jam pulang kantor, karyawan langsung bergegas untuk bertemu dengan teman-temannya dan langsung memasukkan flashdisk yang telah ia siapkan ke dalam tas. Karyawan IT yang diperkiran berusia 40 tahun ini tampaknya kebanyakan minum ketika bersama dengan teman-temannya. Sehingga ia pulang dalam keadaan mabuk berat dan pingsan di tengah jalan.

Berdasarkan laporan media lokal, didapatkan bahwa tas yang di dalamnya terdapat sebuah flashdisk yang berisi ratusan data pribadi penduduk kota Amagasaki itu hilang. Informasi yang tersimpan dalam flashdisk berupa nama, tanggal lahir dan alamat lengkap seluruh 465.177 penduduk Amagasaki. Di dalamnya juga terdapat nomor rekening bank dan rincian pajak warga.

Pemerintah kota Amagasaki mempercayakan jasa perusahaan tempatnya bekerja, BIPROGY untuk mendaftarkan orang-orang yang berhak mendapatkan bantuan bebas pajak.

“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para penduduk Amagasaki, pemerintah kota Amagasaki, dan seluruh pihak yang dirugikan dari insiden ini,” demikian bunyi permintaan maaf terbuka perusahaan.

Baca Juga : Heboh! Wanita Asal Jepang Diajak Kencan Pria Indonesia Di Pasar Senen

Meskipun karyawan tersebut telah diberi wewenang untuk mengakses data, namun ia tidak diberi izin untuk mentransfernya ke perangkat elektronik secara terpisah. Kendati demikian, flashdisk yang hilang tersebut sudah terenkripsi. Sehingga masih dapat kemungkinan bahwa data-data tersebut aman. Pejabat Pemerintah Kota juga belum menemukan tanda-tanda terkait kebocoran data pribadi penduduk.

Dilansir dari NHK, flashdisk tersebut sudah ditemukan di dekat sebuah apartemen tiga hari kemudian. Namun, peristiwa ini telanjur memancing amarah warga. Pemkot menerima 30.000 keluhan dalam sehari setelah mengumumkan beritanya pada Kamis. Para pejabat sampai membungkukkan badan dalam konferensi pers demi meminta maaf pada masyarakat.

Meski terkenal dengan teknologi canggihnya, Jepang masih masuk kedalam negara yang memiliki keamanan cyber yang cukup buruk. Berdasarkan hasl survey Tokyo Shoko Research pada tahun 2021, menunjukkan bahwa ada lebih dari lima juta data pribadi yang bocor atau hilang di Jepang. Hampir setengah dari kehilangan itu disebabkan oleh virus computer atau akses yang tidak sah.