Kasus Gagal Ginjal Akut DKI Jadi 86 Anak, Simak Gejala Hari Ke Hari
Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak terus bertambah, kini terdapat 86 pasien di DKI Jakarta. Simak gejala yang dialami dari hari ke hari.
BaperaNews - Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak terus bertambah angka temuannya. Kini, total ada 86 pasien di DKI Jakarta.
Kepala seksi surveilans epidemiologi dan imunisasi dinkes jakarta Dr. ngabila salama menyampaikan 47,55% dari pasien telah meninggal dunia.
“sampai dengan pagi ini sudah ada 86 kasus gagal ginjal akut, tapi ini data januari 2022 sampai sekarang” ujarnya sabtu (22/10).
Laporan kasus gagal ginjal akut di jakarta naik signifikan sejak agustus 2022. Awalnya 12 kasus. Pada September 2022 naik menjadi 25 kasus, Oktober 2022 33 kasus. Total kasus paling banyak terjadi pada pasien anak laki-laki dengan persentase 57%, sisanya anak perempuan.
Dari usia, pasien terbanyak ialah balita, anak-anak di atas 15 tahun kecil presentasenya. “umur 5-18 tahun itu cuma 17 kasus, dari 86 kasus, artinya 70 kasus, 80%nya itu balita, bahkan banyak terjadi pada umur 1-2 tahun” terangnya.
Baca Juga : Menkes Akan Buka Daftar Obat Sirup Yang Aman Dikonsumsi Usai Marak Gagal Ginjal Akut Misterius
Gejala yang muncul dari hari ke hari
Dr. Ngabila kemudian menjelaskan gejala yang dialami pasien gagal ginjal akut dari hari ke hari, biasanya terkait dengan infeksi saluran cerna dan batuk pilek. Diawali dengan keluhan awal nafsu makan menurun, mual muntah, nyeri perut.
“Dari waktu antara gejala yang pertama kali muncul sampai tidak ada kencing sama sekali itu 5-9 hari, lalu dari gejala sampai rawat inap juga sama 5-9 hari. Artinya, ketika anak-anak sudah minum obat sirup artinya harus dilakukan pemantauan sampai 10 hari, itu bentuk antisipasi” sambungnya.
Jika anak tidak kunjung membaik usai diobati, jangan tunggu terlalu lama, segera bawa ke dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan darah, ketika ditemukan ada indikasi gangguan ginjal ringan, dokter akan merujuk ke rs, dengan proses yang lebih cepat, bisa memberi pengobatan lebih awal agar anak tidak perlu cuci darah.
Hingga saat ini pemerintah masih melakukan penyelidikan kasus ini, dilarang memberi obat sirup apapun untuk anak-anak, semua jenis obat sirup, tidak hanya paracetamol, hingga hasil penyelidikan selesai. Jika anak sakit, hindari memberi obat sendiri, segera bawa ke layanan kesehatan terdekat.
Jika kondisi darurat dan membeli obat di apotek, beli obat dalam bentuk tablet atau supositoria dan tanyakan dosisnya sesuai umur atau berat badan anak kepada apoteker atau dokter.
Baca Juga : Ketahui Gejala Gagal Ginjal Akut Pada Anak