Status Siaga, Gunung Merapi Luncurkan Lava Sejauh 1,6 Kilometer
Gunung Merapi meluncurkan lava sejauh 1,6 km, BPPTKG tetapkan status Siaga. Masyarakat diminta waspada terhadap potensi bahaya erupsi
BaperaNews - Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik pada Jumat (3/11). Guguran lava terpantau sebanyak 11 kali, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1,6 kilometer menuju Kali Bebeng.
Data ini didapatkan dari pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) selama periode dini hari hingga pagi.
Agus Budi Santoso, Kepala BPPTKG, menyebutkan bahwa dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB terjadi aktivitas vulkanik berupa guguran lava dan gempa guguran.
“Sebanyak 11 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter,” jelas Agus di Yogyakarta.
Selain itu, tercatat pula 43 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3 hingga 42 millimeter dan durasi 25,2 hingga 160,1 detik. Aktivitas lainnya mencakup 59 gempa fase banyak dengan amplitudo 3 hingga 6 milimeter dan durasi 5,6 hingga 8,76 detik.
Secara visual, asap kawah terpantau berwarna putih dengan intensitas tipis dan ketinggian sekitar 50 meter di atas puncak. Kondisi cuaca di sekitar gunung saat itu bervariasi antara cerah dan mendung, dengan angin tenang berhembus ke arah barat.
Suhu udara tercatat berkisar antara 15 hingga 19 derajat Celsius, kelembaban antara 66 hingga 92,8 persen, dan tekanan udara berkisar antara 838,9 hingga 918 mmHg.
BPPTKG juga mengamati perubahan morfologi pada kubah barat daya Gunung Merapi akibat aktivitas pertumbuhan kubah dan guguran lava selama periode pemantauan (25/10 hingga 1/11).
Berdasarkan foto udara yang diambil pada 24 Oktober, volume kubah barat daya mengalami peningkatan signifikan, mencapai total volume 3.077.000 meter kubik. Adapun volume kubah tengah tercatat sebesar 2.361.800 meter kubik.
Agus menyatakan bahwa perubahan ini menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih berlanjut, meskipun kubah tengah tidak mengalami perubahan signifikan.
Baca Juga : Gunung Lewotobi Erupsi Hebat, Batu Pijar Hancurkan Permukiman Warga
BPPTKG menetapkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di area rawan bahaya dan tetap waspada terhadap potensi guguran lava serta awan panas.
Potensi bahaya erupsi meluas ke berbagai sektor di sekitar gunung, khususnya di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (dengan potensi bahaya hingga lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (dengan potensi bahaya hingga tujuh kilometer).
Di sektor tenggara, ancaman guguran lava mencakup Sungai Woro dengan jarak maksimum tiga kilometer, serta Sungai Gendol hingga lima kilometer.
Apabila terjadi letusan eksplosif, material vulkanik berpotensi terlempar hingga radius tiga kilometer dari puncak.
BPPTKG mengingatkan masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi, terutama di wilayah Magelang, Jawa Tengah, agar tetap waspada dan mematuhi rekomendasi keselamatan.
Warga diminta untuk menghindari wilayah berbahaya dan menghentikan aktivitas penambangan pasir di area yang berisiko terkena aliran lava atau awan panas. Material vulkanik yang terlempar saat letusan dapat mengancam keselamatan jika aktivitas di area berbahaya terus berlanjut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama BPPTKG terus melakukan upaya mitigasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi potensi bencana.
Masyarakat diimbau agar terus mengikuti perkembangan informasi terkait aktivitas Gunung Merapi dan selalu mematuhi peringatan dari pihak berwenang demi menghindari risiko yang tidak diinginkan.
Baca Juga : Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Tewaskan 10 Orang, BNPB Tingkatkan Status Darurat