Standard Chartered PHK Karyawan Demi Hemat Rp 14 T

Standard Chartered melakukan PHK besar-besaran. Target PHKnya mencapai 100 karyawan di Singapura, Hong Kong, dan London. Simak selengkapnya di sini!

Standard Chartered PHK Karyawan Demi Hemat Rp 14 T
Gambar : Dok.Standard Chartered/sc.com

BaperaNews - Standard Chartered dikabarkan telah melakukan PHK Standard Chartered besar besaran dengan target 100 karyawan khusus di negara Singapura, Hong Kong dan London.

Alasan pihak perusahaan Standard Chartered PHK karyawan dengan mengambil langkah dan keputusan ini demi bisa menghemat biaya operasional yang nominalnya mencapai Rp 14,8 triliun.

Berdasarkan unggahan media Channel News Asia (CNA) tentang Standard Chartered PHK karyawan, keputusan PHK ini merupakan bagian dari program dengan tujuan untuk efisiensi perusahaan.

Meskipun keputusan akhir belum resmi dijalankan, diprediksi akan ada lebih dari 100 karyawan Standard Chartered yang terdampak secara langsung.

“Kondisi ini (Standard Chartered PHK karyawan) merupakan hal yang sangat wajar terjadi, mengingat aktivitas bisnis normal seperti ini digunakan sebagai dasar dalam proses peninjauan berbagai persyaratan berkelanjutan untuk seluruh bank kami,” menurut keterangan dari Juru Bicara Standard Chartered pada Kamis (8/6). 

Baca Juga : 9 Pabrik Bakal PHK Massal Di Beberapa Daerah, Ada Apa?

Untuk level yang banyak mendapatkan pemangkasan, bisa dipastikan pada middle-office. Lebih lanjut, pihak bank asal London tersebut menekankan termasuk divisi yang berkecimpung di bidang transformasi digital dan sumber daya manusia juga turut terkena dampak pemangkasan tersebut.

Bahkan, menurut beberapa sumber menyebutkan, petinggi-petinggi Standard Chartered yang mengisi jabatan Direktur Pelaksana Pasar Keuangan untuk wilayah London dipastikan sudah di PHK.

Selama ini, pendapatan paling besar yang didapatkan oleh Standard Chartered berasal dari pasar Asia. Menurut laporan kuartal pertama tahun 2023 ini, setidaknya Standard Chartered sudah mengantongi lonjakan laba bersih mencapai 21 persen. Dimana pencapaian tersebut sudah melampaui angka yang ditargetkan perusahaan.

Berdasarkan perkiraan yang dibuat oleh setidaknya 14 analis, Standard Chartered akan mampu menghasilkan keuntungan mencapai rata-rata 1,43 miliar dollar AS. Namun pada kenyataannya, Standard Chartered justru menghasilkan pendapatan kotor 1,81 miliar dollar AS dalam periode Januari-Maret 2023.

Setelah dipotong pengeluaran untuk kebutuhan kewajiban pajak, setidaknya Standard Chartered masih melampaui nominal para analis yakni berpendapatan 1,49 milair dollar AS.

Meskipun pada dasarkan pencapaian di kuartal pertama tahun 2023 tercatat sebagai pencapaian tertinggi selama 9 tahun terakhir, namun jika dilihat dari perdagangan pasar keuangannya, ternyata mengalami penurunan. Angka perdagangan pasar keuangan lebih kecil jika dibandingkan dengan angka pada tahun lalu sehingga mengharuskan PHK Standard Chartered. Dimana kondisi pasar telah mendapati rekor volatilitas.

Dengan dasar dan alasan inilah, PHK Standard Chartered harus dilakukan. Perusahaan mengambil langkah berani seperti banyak perusahaan raksasa lain yang sudah melakukan perampingan karyawan sepanjang tahun 2023 ini.

Baca Juga : Usulan Gaji Menteri Naik Rp 150 Juta Tuai Kontrovensi, Bebas Korupsi?