Spesifikasi Pesawat Yang Jatuh Di Nepal, Memiliki 30 Ribu Jam Terbang
Sebuah pesawat yang berisi 22 penumpang jatuh di Nepal pada Minggu 29 Mei 2022. Pesawat tersebut telah terbang lebih dari 30 ribu jam.
BaperaNews - Sebuah pesawat yang berisi 22 penumpang jatuh di Nepal pada Minggu 29 Mei 2022. Pesawat tersebut berjenis De Havilland Canada DHC-6-300, dioperasikan oleh perusahaan swasta Tara Air, pesawat tersebut telah terbang lebih dari 30 ribu jam.
Pesawat diketahui berangkat dari kota Pokhara yang berjarak 125 km dari barat ibu kota, Kathmandu. Rutenya ialah menuju Jomsom, 80 km dari utara Pokhara. Jomson merupakan sebuah lokasi pendakian di Himalaya. Jarak tempuh Pokhara ke Jomson seharusnya sangat singkat, hanya memakan waktu 20 menit perjalanan pesawat.
Otoritas penerbangan Nepal mengungkap pesawat mengalami kecelakaan pada ketinggian 4.420 meter / 14.500 kaki. “Satu penerbangan lokal ke Jomson dari Pokhara hilang kontak” ujar Jubir maskapai Tara Air, Sudarsan Bartaula.
Kemudian pemerintah mengerahkan tim khusus dan helikopter untuk mencari keberadaan pesawat yang jatuh, cuaca buruk menyulitkan upaya tersebut. Tim sar kemudian berhasil menemukan keberadaan pesawat yang sudah hancur dan 22 penumpang di dalam pesawat dinyatakan meninggal dunia pada 30/05/22.
“22 jenazah sudah ditemukan dan tim mencari satu jenazah lagi” ujar Jubir AD Nepal, Narayan Siwal.
Baca Juga : Berita Dunia Terpopuler, Pencarian Pesawat Hilang Di Nepal, Hingga Pawai Bendera Israel
Pesawat tersebut diproduksi pada tahun 1979 oleh perusahaan De Havilland dengan model DHC-6-300 Twin Otter. Pesawat memiliki kursi penumpang untuk 21 orang. memiliki nomor seri 619 dan nomor registrasi 9N-AET.
Pesawat tersebut mempunyai teknologi lepas landas singkat atau SOTL dan sudah pernah terbang selama 32.974 jam sebelum kecelakaan, harga jualnya mencapai US$ 1,9 juta atau setara Rp 27,7 Milyar.
Badan pesawat berbobot kosong 7.547 lbs atau 3.423,262 kg per 31 Juli 2014, sementara berat lepas landas maksimal ialah 12.500 lbs atau 5.669,9 kg.
Pesawat juga memiliki mesin PT6A—27 ENGINE TBO dengan jam terbang 3.600 jam, mesin kiri ENGINE SMOH 2.386 jam, mesin kanan SMOH 2.315 jam, dan baling-baling kiri pesawat terbang sudah dipakai selama 981 jam, dan baling-baling pesawat sisi kanan sudah dipakai selama 2.729 jam.
Artinya, pesawat tersebut sempat diganti baling-baling. Fitur di pesawat tersebut sebenarnya cocok dipakai di wilayah Nepal sebab mesinnya cocok untuk wilayah dengan banyak pegunungan seperti Nepal.
Dari penyelidikan, diduga pesawat tersebut mengalami kecelakaan dan jatuh dari ketinggian karena menabrak bukit Nepal.