Pria Bersenjata Ditangkap di Kampanye Donald Trump, Diduga Upaya Pembunuhan
Seorang pria bernama Vem Miller ditangkap atas tuduhan kepemilikan senjata di dekat area kampanye calon presiden Donald Trump di California.
BaperaNews - Pihak berwenang Amerika Serikat menangkap seorang pria bernama Vem Miller (49) atas tuduhan kepemilikan senjata pada Sabtu (12/10), di dekat area kampanye calon presiden Donald Trump di California.
Penangkapan ini terjadi sebelum rapat umum Trump dan memicu kembali kekhawatiran mengenai upaya pembunuhan terhadap mantan presiden tersebut.
Miller ditangkap dengan dakwaan pelanggaran senjata api, namun ia kemudian dibebaskan dengan jaminan sebesar US$5.000 atau sekitar Rp77 juta.
Kronologi penangkapan bermula ketika Sheriff Riverside County, Chad Bianco, membeberkan bahwa Miller berusaha memasuki perimeter keamanan yang telah ditetapkan.
Menurut Bianco, Miller memasuki area awal dekat kerumunan di Coachella, yang memicu kecurigaan petugas ketika ia mencapai perimeter kedua.
"Pihak berwenang mencurigai ada kejanggalan," ungkap Bianco.
Dalam pemeriksaan, pihak berwenang menemukan bahwa Miller membawa senapan laras panjang, pistol yang terisi peluru, dan magasin berkapasitas tinggi secara ilegal.
Penemuan lainnya di dalam kendaraan Miller menunjukkan adanya kekacauan, dengan mobil tersebut tidak terdaftar dan menggunakan pelat nomor palsu.
Bianco menambahkan bahwa Miller juga memiliki beberapa SIM dan paspor dengan nama yang berbeda, yang semakin memperkuat kecurigaan terhadap niatnya.
Hingga saat ini, belum ada informasi yang jelas mengenai alasan Miller berada di dekat lokasi kampanye Donald Trump. Penangkapan ini mengangkat kembali isu-isu terkait dengan upaya pembunuhan terhadap Trump.
Baca Juga : Donald Trump Dukung Israel untuk Serang Situs Nuklir Iran
Namun, Miller membantah tuduhan mengenai percobaan pembunuhan tersebut dan menyatakan bahwa ia selalu melaporkan senjata yang dibawanya kepada petugas di pos pemeriksaan.
Ia juga mengklaim bahwa membawa senjata-senjata tersebut adalah hal yang biasa ketika bepergian.
Dua pejabat federal yang terlibat dalam penyelidikan mengonfirmasi bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Miller berusaha untuk membunuh Trump. Penahanan Miller di lokasi kampanye ini terjadi setelah Trump sebelumnya mengalami dua upaya pembunuhan.
Pada bulan Juli, Trump ditembak saat melakukan kampanye di Pennsylvania, di mana ia mengalami luka di bagian telinga kanan. Pelaku penembakan tersebut, seorang remaja berusia 20 tahun, ditembak mati oleh agen Secret Service.
Kemudian, pada bulan September, kembali muncul kekhawatiran saat Trump nyaris menjadi korban pembunuhan ketika pelaku bernama Ryan Routh diduga melepaskan tembakan saat Trump bermain golf di Palm Beach.
Direktur sementara Secret Service, Ronald Rowe, menjelaskan bahwa Routh tidak memiliki "jarak pandang yang jelas" ke arah Trump, karena ia berada sekitar 300 hingga 500 yard atau sekitar 275 hingga 475 meter dari lokasi calon presiden tersebut. Rowe juga menambahkan bahwa Routh tidak melepaskan tembakan ke arah petugas.
Baca Juga : Alasan Donald Trump Menolak Debat Kedua Lawan Kamala Harris