Pihak Keluarga Lansia yang Ditemukan Membusuk di Rumah Akhirnya Klarifikasi
Keluarga Hans dan Rita Tomasoa memberikan klarifikasi mengenai tuduhan penelantaran orang tua. Pengacara Aris menjelaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
BaperaNews - Pihak keluarga dari pasangan lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa, yang ditemukan tewas dalam keadaan membusuk di rumah mereka di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memberikan klarifikasi terkait tuduhan penelantaran orang tua mereka.
Pasangan lansia tersebut ditemukan pada Selasa (16/7), dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Tuduhan bahwa anak-anak mereka tidak menjenguk atau merawat orang tua tersebut telah beredar luas di media sosial.
Anak pertama pasangan lansia, Aris, didampingi oleh pengacara Andreas Sapta Finady, muncul untuk membantah tuduhan tersebut.
Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @storywartawanhiburan pada Senin (22/7), Andreas menegaskan bahwa narasi mengenai penelantaran orang tua oleh anak-anak mereka adalah tidak benar.
"Kita sangat menyayangkan adanya oknum yang memberikan narasi pencemaran nama baik dan memfitnah tanpa mengonfirmasi terlebih dahulu kepada keluarga ini," kata Andreas.
Dia membantah tuduhan bahwa anak-anak Hans dan Rita tidak merespons kabar kematian orang tua mereka.
"Adapun narasi-narasi yang dimaksud tentang anak-anak mendiang yang telah menelantarkan mendiang, itu pada faktanya tidak benar," ujar Andreas.
Baca Juga: Sepasang Lansia Ditemukan Membusuk di Jonggol, Diduga Gegara Tak Pernah Dijenguk Anak
Menurutnya, klaim bahwa anak-anak tidak pernah menjenguk orang tua mereka sejak tahun 2017 juga tidak sesuai dengan kenyataan.
Andreas menjelaskan bahwa Aris dan keluarga sempat tinggal bersama orang tua mereka di rumah yang dibeli pada tahun 2018. Namun, Aris kemudian pindah karena mendapatkan pekerjaan.
"Berdasarkan fakta-fakta yang ada, klien kami tidak tinggal serumah dengan mendiang sejak rumah dibeli oleh mendiang pada tahun 2018," jelasnya.
Selain itu, Andreas juga mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi anak-anak Hans dan Rita saat ini tidak stabil. Aris bekerja sebagai sopir, sementara anak kedua mereka, Bradley, juga mengalami kesulitan ekonomi.
"Jujur saya sampaikan di sini bahwa pekerjaan dari Pak Aris adalah sopir, lalu anak kedua yaitu Pak Bradley juga sedang dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil," ungkapnya.
Andreas menambahkan bahwa keluarga tetap memberikan perhatian kepada orang tua mereka dengan melibatkan bantuan dari tokoh masyarakat setempat.
"Keluarga tetap memberikan atensi baik kepada kedua orang tua dengan melibatkan tokoh masyarakat seperti Teh Eka dan Pak Suanda untuk mensupervisi keadaan sehari-hari di sana," ujarnya.
Keluarga juga meminta bantuan dari pengurus gereja dan ketua RT sebelum pasangan lansia meninggal. Namun, setelah berita ini viral, oknum tertentu justru menyebarluaskan informasi yang tidak sesuai dengan fakta.
"Pada tanggal 13 Juli 2024, klien kami telah menemui salah satu pengurus gereja dan juga pengurus RT, namun setelah viral, oknum ini bekerja sama dengan salah satu media dan menceritakan hal-hal yang tidak benar," kata Andreas.
Pengacara Aris juga melaporkan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk memasuki rumah orang tua mereka setelah kematian.
"Yang menjadi perhatian adalah kami dihalang-halangi untuk masuk ke dalam rumah karena alasan yang tidak jelas," tambah Andreas.
Andreas menegaskan bahwa jika ditemukan unsur fitnah atau kebohongan, mereka akan mengambil langkah hukum sesuai dengan undang-undang.
"Jika kami menemukan adanya unsur fitnah, kebohongan, maka kami tidak akan segan-segan menempuh jalur hukum," tegasnya.
Dia juga meminta pemilik akun media sosial untuk segera menghapus foto-foto dan video mendiang dari platform mereka.
Baca Juga: Mobil di India Dikemudikan Lansia 72 Tahun Tabrak 3 Pemotor