Muncul Laporan Manipulasi Nilai CPNS, Kemendikbud Segera Dalami Laporan Tersebut
Setelah beredar di media sosial tentang adanya manipulasi nilai CPNS, Kemendikbud Ristek akan mendalami laporan atas dugaan manipulasi nilai dalam CPNS tenaga dosen asisten ahli.
BaperaNews - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan mendalami laporan atas dugaan manipulasi nilai CPNS dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tenaga dosen asisten ahli. Laporan dugaan manipulasi nilai CPNS ini beredar di media sosial Twitter hingga menjadi sorotan oleh netizen.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek Suharti Sutar menyampaikan bahwa pihaknya kini sudah melaporkan dugaan manipulasi nilai CPNS tersebut kepada Inspektorat Jenderal (Itjen). Itjen Kemendikbud akan melakukan tindak lanjut atas laporan yang bersumber dari akun Twitter itu.
"Terimakasih untuk laporannya. Sudah dilaporkan pada Itjen, akan kami lakukan pendalaman," kata Suharti.
Suharti pun engga menjelaskan perihal kemungkinan sanksi yang akan diberikan kepada Perguruan Tinggi Negeri atau pihak yang terlibat dalam kecurangan tersebut bila nantinya terbukti. Dia hanya meminta untuk semua pihak menunggu hasil pendalaman yang dilakukan oleh Itjen Kemendikbud.
Dugaan manipulasi itu mulai banyak dibicarakan usai akun Twitter dengan nama pengguna @alhrkn mengunggah sebuah utas berisi dugaan manipulasi nilai CPNS dalam seleksi CPNS posisi Dosen Asisten Ahli yang diikutinya.
Bermula dari ketika ia mengikuti seluruh rangkaian proses seleksi CPNS sejak bulan Juli 2021 lalu. Setelah itu dia dinyatakan lolos dalam tahapan Seleksi Administrasi dan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), dia pun akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yakni Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) jalur Cum Laude pada 14 November.
Namun menurut pengakuannya, pada formasi tersebut hanya terdapat peserta tunggal yakni dirinya sendiri dalam SKB jalur Cum Laude.
"Ternyata saya jadi peserta tunggal yang maju ke SKB dari jalur Cum Laude," kata pengguna Twitter tersebut.
Setelah SKB tertulis dan wawancara selesai ia jalani, keanehan mulai terlihat dari skor penilaian yang diumumkan. Menurutnya nilai wawancara dan simulasi mengajar (microteaching) miliknya dijatuhkan oleh petugas. Petugas wawancara sendiri adalah salah satu pengajar di PTN yang ia tuju.
"Nilai saya dijatuhkan habis-habisan di wawancara dan micro teaching hingga saya dinyatakan gagal tidak memenuhi syarat, dan 1 kandidat dari jalur umum tiba-tiba masuk ke jalur Cum Laude di mana semula saya adalah calon tunggal," jelasnya.
Dalam utas tersebut, ia juga menampilkan perbedaan nilai CPNS antara dirinya dengan satu kandidat lainnya yang tiba-tiba berada di jalur Cum Laude tersebut. Berdasarkan skor SKD dan SKB yang ditampilkan, dirinya memang jauh lebih unggul dibanding satu kandidat lain yang hanya unggul dalam nilai wawancara dan micro teaching.
"Nilai wawancara dan micro teaching 6 orang didongkrak hingga lebih dari 90 sementara peserta lain dijatuhkan sampai kurang 40. Dan Boom! Ternyata semua 6 peserta dongkrakan itu adalah dosen non PNS di jurusan yang menyeleksi," tuturnya
"Jadi ujian mahal 6 bulan ini cuma jadi ajang bagi-bagi status PNS buat orang dalam?" sambungnya
Utas milik @alhrkn hingga Selasa (28/12) sudah mendapat 6.651 retweets, 2.504 quote tweets, dan lebih dari 13 ribu likes.
Kedepannya, hal-hal seperti manipulasi nilai CPNS ini harus segera ditindak dengan cepat dan tegas karena dapat merugikan kandidat lainnya yang mengikuti tes CPNS dan harus gagal karena adanya kecurangan yang terjadi.