Menyesal Menjual Lahan Ke Pertamina, Warga Desa Miliarder Unjuk Rasa Berikan 5 Tuntutan

Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu yang dikenal dengan desa miliader berikan unjuk rasa dan 5 tuntutan kepada PT Pertamina Setelah Menjual lahan ke pihak pertamina.

Menyesal Menjual Lahan Ke Pertamina, Warga Desa Miliarder Unjuk Rasa Berikan 5 Tuntutan
Kades Wadung saat mendampingi warganya yang sedang unjuk rasa di depan kantor perwakilan PT Pertamina GRR Tuban. Gambar : KOMPAS.COM/Dok. HAMIM

BaperaNews - Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang sempat viral dalam beberapa waktu lalu usai mendadak jadi desa miliarder atas ganti rugi tanah pertanian mereka yang digunakan untuk proyek Pertamina. Tanah yang mereka jual kini sudah menjadi bagian dari kilang minyak Tuban milik Pertamina Rosneft.

Pada tahun 2021 lalu setelah mendapatkan uang ganti rugi dari perusahaan Pertamina warga kampung Tuban ini sempat ramai-ramai membeli mobil. Pada saat itu, wilayah Tuban dikenal sebagai kampung miliarder.

Setelah beberapa waktu berjalan, kini warga desa miliarder justru menyesal karena telah menjual tanahnya ke BUMN Migas tersebut. Karena tanah yang mereka jual kepada perusahaan Pertamina membuat mereka tidak memiliki pekerjaan.

Musanam seorang warga yang berusia 60 tahun pun menuntut Pertamina untuk menepati janjinya untuk memberinya pekerjaan. Karena setelah lahan pertanian yang ia jual dirinya tidak lagi punya pekerjaan dan penghasilan. Bahkan sampai menjual hewan ternaknya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," ujar Musanam.

Selain itu. Warga lainnya yang ikut berunjuk rasa adalah Mugi (59) setelah menjual lahannya yang seluas 2,4 hektare dan menerima uang sebesar Rp 2,5 miliar sudah habis dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian ditabung.

Mugi mengaku bahwa dulu ketika lahannya masih bisa ditanami jagung dan cabai bisa menghasilkan Rp 40 Juta dalam sekali panen.

"Ya nyesel, dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai setiap kali panen bisa menghasilkan Rp40 juta, tapi sejak tak jual saya tidak ada penghasilan," jelasnya.

Mugi pun menyampaikan bahwa pada awalnya tidak ingin menjual lahan miliknya kepada Pertamina. Namun ia terus dirayu dan dibujuk agar mau menjual lahannya dan dijanjikan akan hidup enak.

"Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," kata Mugi.

Dengan keadaan yang dirasakan oleh warga “desa miliarder”, unjuk rasa pun dilakukan dengan melibatkan kurang lebih 100 massa gabungan karang taruna dari 6 desa.

Suwarno selaku koordinator aksi pun menyampaikan bahwa massa unjuk rasa membawa 5 tuntutan untuk Pertamina yakni memprioritaskan warga terdampak terkait rekrutmen security, semua vendor yang ada di Pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa, pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak, Pertamina dapat mempekerjakan warga yang berusia lanjut, dan keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina.

Baca Juga: Lelang Tender Sirkuit Formula E Gagal, Wagub DKI Klaim Tidak Ada Masalah