Mahasiswi Jadi Korban Bullying di Karawaci, Diseret hingga Dipaksa Sujud
Mahasiswi di universitas swasta di Karawaci menjadi korban bullying hingga mengakibatkan depresi berat. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Seorang mahasiswi dari salah satu universitas swasta di Karawaci, Kelapa Dua, Tangerang Selatan, telah menjadi korban perundungan oleh rekan satu kampusnya sejak Maret 2023.
Korban, yang diidentifikasi dengan inisial IC, mengalami penganiayaan oleh rekan kampusnya, JC, di sebuah apartemen di wilayah tersebut. Motif dari tindakan kekerasan ini adalah karena tersangka JC merasa cemburu dengan kedekatan IC dengan seseorang yang disukainya.
Korban mengalami luka memar sebagai akibat dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh JC. Setahun lebih setelah kejadian itu, korban meminta agar tersangka JC dihukum seberat-beratnya dalam proses persidangan.
Korban pun mengungkapkan kekejian JC tersebut melalui akun Instagramnya. Ia mengaku bahwa mendapatkan perlakuan yang traumatis, dijambak, ditampar, diseret, disiram air, dipaksa sujud, dan kepalanya dijedukan ke lantai.
"Saya dijambak, ditampar, diseret, disiram air, dipaksa sujud, dan kepala saya dijedukan ke lantai, bahkan dia mengancam saya dan saksi jika membantu melerai maka saksi akan dipukul juga," ungkapnya yang ditulis di Instagram.
Kuasa hukum korban, Wiky Rikamza, menegaskan pentingnya agar penegakan hukum terhadap tersangka dilakukan secara adil dan transparan.
Baca Juga: Ngaku Punya Om Jendral, Pria Bandung ini Lakukan Bullying dan Kekerasan Saat Live
Proses persidangan terhadap JC, yang sebelumnya telah dilaporkan ke Polsek Kelapa Dua dan ditetapkan sebagai tersangka, dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 23 April 2024. Meski telah mengajukan penangguhan, JC akan menghadapi proses hukum atas sangkaan pasal 351 dan 406 KUHP tentang penganiayaan serta pengrusakan barang.
Kondisi korban pascapenganiayaan tersebut sangat mengkhawatirkan, di mana IC mengalami luka lebam, kehilangan beberapa helai rambut, dan handphone rusak. Lebih dari itu, korban juga mengalami depresi yang berkepanjangan, bahkan harus berkonsultasi dengan seorang psikolog untuk mengatasi traumanya.
Ibunda korban, yang diidentifikasi sebagai S, mengungkapkan bahwa putrinya masih mengalami dampak psikologis yang serius hingga saat ini. Mahasiswi dibully ini bahkan tak berani lagi beraktivitas di sekitar Karawaci, terutama di sekitar kampusnya, karena takut bertemu dengan tersangka yang masih bebas berkeliaran dan aktif berkuliah di kampus tersebut.
Meskipun kejadian penganiayaan terjadi lebih dari setahun yang lalu, dampaknya terhadap korban masih terasa sangat kuat. S berharap agar penegakan hukum dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada tersangka JC sehingga dapat mencegah terulangnya perbuatan kekerasan tersebut di masa depan.
Baca Juga: Viral Siswa SD di Indramayu Dibully, Ditelanjangi dan Ditendang