Kualitas Udara Jakarta Paling Tinggi Berpolusi di Dunia, Masuk Kategori Tidak Sehat
Kualitas udara di Jakarta mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dengan AQI mencapai 177 pada Rabu pagi. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Pada Rabu pagi (19/6), kualitas udara di Jakarta mencapai angka yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQ Air, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta mencapai 177 pada pukul 05.00 WIB. Angka ini menunjukkan bahwa udara di Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat.
PM 2.5, partikel halus yang sangat berbahaya bagi kesehatan, menjadi polutan utama di Jakarta. Menurut IQAir, konsentrasi PM 2.5 di Jakarta adalah 23,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh WHO.
Kota-kota dengan Kualitas Udara Terburuk
- Jakarta, Indonesia
- Kinshasa, Kongo
- Kampala, Uganda
- Delhi, India
- Manama, Bahrain
- Beijing, China
- Lahore, Pakistan
- Hanoi, Vietnam
- Batam, Indonesia
- Kathmandu, Nepal
Baca Juga: Polusi Udara di Bangkok Meningkat, Pemerintah Setempat Anjurkan WFH 2 Hari
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyoroti buruknya kualitas udara Jakarta. Saat menghadiri Groundbreaking Gedung Bank Tabungan Nusantara (BTN) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur, Jokowi membandingkan kualitas udara di Jakarta dengan beberapa kota besar lainnya seperti Singapura, Melbourne, dan Paris.
“Kualitas udara di Jakarta berada di angka 176, sementara Singapura di angka 44, Melbourne 38, dan Paris juga 38,” kata Jokowi.
"Di Jakarta jauh sekali dari standar itu, saya kira bukan Jakarta tapi Jabodetabek," tambahnya.
Dia juga menyebutkan bahwa standar kualitas udara yang baik berada di angka 0 hingga 50, yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta jauh dari standar tersebut.
Jokowi juga optimis bahwa kualitas udara di IKN akan jauh lebih baik, meskipun belum diukur secara resmi.
“Saya yakin kualitas udara di IKN sekitar 20-an karena konsep green city yang kita usung,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menggalakkan kampanye jalan kaki. Mereka berhasil memecahkan Rekor MURI untuk kategori "Jalan Kaki 7.500 Langkah per Hari oleh ASN Terbanyak". Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, berharap kegiatan ini bisa mengubah kebiasaan warga Jakarta.
“Dengan lebih banyak berjalan kaki, kita tidak hanya menjaga kesehatan kita sendiri, tetapi juga membantu menjaga lingkungan kita,” ujar Asep.
Kegiatan jalan kaki ini diikuti oleh 5.300 peserta yang terdiri dari ASN Pemprov DKI Jakarta, BUMN/BUMD, institusi pendidikan, kementerian, pegawai swasta, serta masyarakat umum. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, Ani Ruspitawari, menambahkan bahwa gerakan ini adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat melalui kampanye Jakarta Berjaga. Ini bukan hanya tentang berolahraga, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik dan kebahagiaan,” kata Ani.
Polusi udara di Jakarta menjadi masalah yang serius dan memerlukan perhatian kita semua. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan meningkatkan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, kita bisa membantu memperbaiki kualitas udara di Jakarta.
Baca Juga: Naik MRT, TransJ, LRT Jakarta Cuma Rp1 pada 22-23 Juni