Pilu! Siswa SD di Papua Pakai Baju Sobek dan Tidak Ganti Pakaian Selama Seminggu
Viral video di media sosial memperlihatkan kisah pilunya seorang siswa SD yang menggunakan baju sobek dan tidak berganti selama seminggu.
BaperaNews - Seorang siswa SD di Papua menjadi perbincangan publik setelah sebuah video yang menunjukkan dirinya mengenakan baju sobek dan tidak berganti selama seminggu viral di media sosial.
Video tersebut diunggah oleh seorang guru bernama Delvi Randukan melalui akun TikTok dengan username @delv067. Dalam video itu, siswa tersebut terlihat memakai pakaian lusuh, berbeda dengan anak-anak sekolah pada umumnya yang mengenakan seragam rapi.
Pakaian yang sudah sobek tersebut mencerminkan keterbatasan ekonomi yang dihadapi siswa dalam menempuh pendidikan.
Tak hanya itu, video juga memperlihatkan siswa tersebut menangis di depan kelas, diduga karena gugup saat ditanya alasan tidak mengganti pakaian selama seminggu.
Menurut Delvi, sekolah tempat siswa tersebut belajar tidak mewajibkan murid untuk mengenakan seragam formal. Kebijakan ini diterapkan dengan mempertimbangkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
Dalam video berdurasi singkat itu, sang guru turut menyampaikan rasa prihatinnya melalui tulisan, menegaskan bahwa semangat belajar seharusnya tidak ditentukan oleh kondisi pakaian.
Baca Juga : Viral Siswa SMP di Gowa Dianiaya Teman hingga Pingsan, Korban Diinjak Berkali-kali
Delvi menekankan bahwa pendidikan sejati tidak membutuhkan seragam mahal, melainkan tekad dan keinginan kuat untuk belajar.
Unggahan ini diiringi musik latar bernuansa sedih, semakin mempertegas pesan mendalam tentang perjuangan siswa tersebut dalam meraih pendidikan di tengah keterbatasan.
Video tersebut telah menyebar luas di TikTok dan mendapatkan beragam tanggapan dari warganet. Banyak yang merasa tersentuh oleh semangat siswa itu, sementara beberapa lainnya menyuarakan keprihatinan atas minimnya perhatian terhadap pendidikan di wilayah terpencil seperti Papua.
Kisah ini dianggap sebagai cerminan nyata dari tantangan pendidikan di daerah-daerah yang kurang mendapat perhatian, terutama dalam hal akses terhadap fasilitas yang memadai.
Perjuangan siswa tersebut kini menjadi simbol kekuatan menghadapi keterbatasan, sekaligus pengingat bahwa masih banyak anak Indonesia yang membutuhkan dukungan untuk mendapatkan pendidikan layak.
Kisah ini diharapkan dapat mendorong berbagai pihak untuk lebih peduli terhadap permasalahan pendidikan di wilayah tertinggal dan memberikan solusi konkret demi masa depan generasi penerus bangsa.
Baca Juga : Enam Siswa SMPN 2 Bumiayu Tersambar Petir, Dua Meninggal Dunia