AS Sebut Pasukan Korea Utara Telah Bergabung dengan Rusia untuk Serang Ukraina
Kepala Departemen Pertahanan Amerika Serikat ungkap ribuan tentara Korea Utara telah bergabung dengan Rusia untuk melawan Ukraina. Simak Selengkapnya di sini!
BaperaNews - Kepala Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, mengungkapkan bahwa ribuan tentara Korea Utara telah bergabung dengan Rusia dan kemungkinan besar akan terlibat dalam konflik melawan Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan Austin pada Sabtu (23/11), dengan menyebut sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah berada di wilayah Kursk, Rusia, yang berbatasan langsung dengan Ukraina.
Menurut Austin, pasukan Korea Utara telah diintegrasikan ke dalam formasi militer Rusia.
"Berdasarkan apa yang telah mereka latih dan bagaimana mereka bergabung dalam formasi Rusia, saya yakin penuh bahwa mereka akan segera terlibat dalam pertempuran," ujar Austin, sebagaimana dilaporkan AFP dari Fiji.
Austin menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan signifikan mengenai keterlibatan aktif pasukan Korea Utara dalam perang.
Namun, integrasi mereka ke dalam formasi Rusia menunjukkan potensi keterlibatan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan dan sejumlah peneliti menyebut bahwa Rusia diduga menawarkan bantuan ekonomi, suplai minyak, serta rudal anti-udara sebagai imbalan atas dukungan militer dari Korea Utara.
Langkah ini dianggap sebagai upaya Rusia memperkuat posisinya di medan perang yang kian intensif.
Baca Juga : Tel Aviv Gelap Gulita, Serangan Rudal Hizbullah Sebabkan Pemadaman Listrik
Ukraina Peringatkan Koalisi Rusia-Korut
Pemerintah Ukraina turut mengeluarkan peringatan terkait aliansi militer antara Rusia dan Korea Utara.
Menurut Kyiv, pasukan gabungan kedua negara telah menghimpun sekitar 50.000 tentara untuk merebut kembali wilayah yang sebelumnya berhasil direbut Ukraina beberapa bulan lalu. Wilayah-wilayah ini, terutama di perbatasan Rusia-Ukraina, menjadi lokasi pertempuran sengit.
Ukraina sebelumnya melancarkan serangan kilat yang berhasil merebut sebagian besar wilayah Kursk, meskipun pasukannya masih menghadapi tekanan berat di Donetsk.
Wilayah Donetsk sendiri telah menjadi pusat konflik selama hampir tiga tahun dan terus menjadi lokasi utama konfrontasi antara kedua pihak.
Pengumpulan pasukan Korea Utara di wilayah Rusia menjadi tanda babak baru dalam konflik Rusia-Ukraina. Dengan tambahan pasukan dari Korea Utara, Rusia tampaknya berupaya mengimbangi kemajuan Ukraina di sejumlah wilayah strategis.
Langkah ini juga menunjukkan semakin bergantungnya Moskow pada dukungan eksternal untuk memperkuat posisinya di medan perang.
Kolaborasi militer antara Rusia dan Korea Utara pun menjadi sorotan internasional, mengingat potensi eskalasi konflik yang lebih luas.
Dengan jumlah pasukan yang signifikan serta dukungan logistik, koalisi ini dinilai berpotensi mengubah dinamika perang yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Pernyataan dari Pentagon mengenai keterlibatan Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina menambah dimensi baru dalam perang tersebut.
Ribuan tentara Korea Utara yang kini berada di wilayah perbatasan memperkuat aliansi strategis antara Rusia dan Korea Utara, sekaligus menimbulkan kekhawatiran internasional akan potensi eskalasi konflik yang lebih besar.
Baca Juga : Iran Kecam Pembunuhan Mohammed Afif dalam Serangan Israel di Beirut