Kemenkes: Kemungkinan PPKM Saat Libur Nataru Akan Diperketat

Kepala Biro Komunikasi Kemenkes Siti Nadia menyampaikan bahwa ada kemungkinan aturan PPKM saat masa libur Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru) akan diperketat.

Kemenkes: Kemungkinan PPKM Saat Libur Nataru Akan Diperketat
Aturan PPKM saat Nataru akan diperketat. Gambar : ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

BaperaNews - Puncak kasus Covid-19 XBB sudah terlewati di Indonesia, sebab itu jumlah kasus Covid-19 dilaporkan menurun beberapa hari ke belakang, per Rabu (7/12), Indonesia hanya mencatat 3.351 kasus. “Kita sudah lewati gelombang XBB1 dan XBB,” ujar Kepala Biro Komunikasi Kemenkes Siti Nadia, Kamis (8/12).

Meski sudah melewati puncak kasus Covid-19, tetap ada kekhawatiran kasus akan kembali naik, terlebih saat ini telah mendekati masa libur Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru) dimana akan terjadi peningkatan mobilitas masyarakat.

Terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM, Siti Nadia menyebut aturan di dalamnya masih ditinjau. Untuk saat ini PPKM masih di level 1, diambil berdasarkan hasil evaluasi terakhir tiap 2 minggu sekali.

“Yang kita lakukan itu evaluasi PPKM, kebijakannya ga dicabut. Kedua ialah upaya mempercepat vaksinasi, vaksin booster masih jadi syarat perjalanan, ” imbuhnya.

Selain melakukan upaya-upaya tersebut untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19, Kemenkes juga berencana menjalankan survey antibody atau sero survey mulai akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023. “Dari Pak Menteri kan kita mau sero survey di akhir tahun atau awal tahun,” pungkasnya.

Baca Juga : Ini Waktu Yang Tepat Untuk Lansia Vaksin Booster Covid-19 Dosis Kedua

Sero survey artinya melihat jumlah populasi penduduk Indonesia yang sudah punya antibodi terhadap virus, biasa dilakukan secara berkala tiap 6 bulan sekali. Pelaksanaan sero survey Covid-19 dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau data dari responden tentang usia, jenis kelamin, dan karakteristik tempat tinggal.

Dengan demikian, akan ditentukan proporsi Covid-19 tanpa atau dengan gejala dan mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kasus Covid-19. “Survey ini memberi hasil, menunjukkan berapa % penduduk Indonesia sudah punya antibodi terhadap Covid-19” terang Menkes Budi Gunadi.

“Juga untuk mempelajari berapa jumlah kadar antibodi yang dimiliki penduduk” sambung Pandu Riono Epidemiolog FKM UI yang pernah terlibat dalam penelitian sero survey di Indonesia.

Sebelumnya pada tahun 2021 sero survey dilakukan di Indonesia, hasilnya 86,6% penduduk Indonesia per November-Desember 2021 sudah punya antibodi terhadap virus Covid-19 meski mereka masih bisa terinfeksi.

“Masih ada kemungkinan terinfeksi, tapi dengan memiliki antibodi, resiko yang terjadi seperti sakit parah atau kematian akan jauh lebih berkurang. Orang-orang yang sudah vaksin Covid-19 yang memiliki antibodi lebih tinggi” pungkas Pandu Riono.

Baca Juga : RUU Kesehatan Omnibus Law Terjadi Pro-Kontra, Menkes Buka Suara!