Jokowi Buka Suara Tentang Rencana Kenaikan Harga BBM Pertalite
Soal isu kenaikan Harga BBM yang sempat ramai, Jokowi akhirnya buka suara terkait rencana kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar. Ini dia penjelasan Jokowi!
BaperaNews - Presiden Jokowi buka suara terkait adanya isu rencana kenaikan harga BBM subsidi jenis pertalite yang heboh belakangan ini dimana Pertalite dikabarkan akan naik menjadi Rp 10.000 per liter.
Menurutnya, kebijakan tersebut harus diputuskan dengan hati - hati sebab akan berpengaruh kuat kepada masyarakat.
Jokowi mengatakan, jangan sampai kenaikan harga BBM pertalite itu berdampak pada lonjakan inflasi, penurunan daya beli, hingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
“Ini menyangkut hajat hidup banyak orang jadi semua harus diputuskan dengan hati-hati dihitung dampaknya jangan sampai menurunkan daya beli, konsumsi rumah tangga, menaikkan inflasi, yang bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi. Semuanya saya suruh menghitung betul sebelum diputuskan” ujar Presiden RI Jokowi (23/8) di TMII.
Sebelumnya, Menko Maritim Luhut Binsar menyebut keputusan untuk menaikkan BBM pertalite ini ada di tangan Jokowi, yang pasti, pemerintah memang sedang menyusun skema penyesuaian harga untuk mengurangi beban subsidi Negara yang melonjak hingga Rp 500 Triliun lebih akibat subsidi BBM.
“Pemerintah masih menghitung skenario penyesuaian subsidi dan kompensasi energi dengan memperhatikan dampaknya kepada masyarakat, langkah yang disimulasikan termasuk skenario membatasi volume” imbuh Luhut (21/8).
Baca Juga : Ini Penyebab Kenaikan Harga BBM Pertalite Dan Solar Dalam Waktu Dekat!
Luhut memastikan pemerintah akan berhati - hati, sebab, perubahan subsidi dan kompensasi energi harus mempertimbangkan sejumlah faktor seperti kondisi fiskal, pemulihan ekonomi, dan tingkat inflasi.
Rencana kenaikan harga BBM pertalite ini juga diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurutnya, para menteri dan lembaga terkait masih membahas kebijakan yang tepat tentang harga pertalite dan solar.
“Jadi Pak Luhut, Pak Airlangga, Pak Erick, Pak Menteri ESDM, Pertamina, PLN, dan semuanya sedang diminta untuk membuat exercise” terangnya pada Selasa (23/8).
Menurutnya, ada tiga pilihan yakni menaikkan harga, membatasi kuota, atau menaikkan anggaran subsidi. Semuanya tidak menggembirakan, namun pemerintah harus tetap mengambil salah satunya.
“Tiga-tiganya ini sama sekali enggak enak, APBN jelas akan sangat berat karena BBM itu naik tiga kali lipat. Dari Rp 158 Triliun ke Rp 502 Triliun. Ternyata sekarang masih kurang lagi” pungkasnya.
Oleh sebab itu, para menteri dan pejabat serta lembaga terkait saat ini sedang berkoordinasi tentang kenaikan harga BBM dengan berusaha membuat keputusan yang terbaik, tentunya yang tidak memberatkan rakyat namun juga tidak membuat beban APBN Negara semakin berat.
Sebab Negara butuh untuk mencukupi kebutuhan rakyat lainnya seperti pembangunan, layanan kesehatan, dan sebagainya, sebab itu diusahakan agar semuanya bisa berimbang.
Baca Juga : Pedagang Sayur Kecil Ngeluh Harga Pertalite Akan Naik Minggu Depan