Guru yang Dipecat Karena Bongkar Pungli Sekolah Kembali Mengajar, Walikota Intervensi
Guru Mohamad Reza Ernanda dari SD Negeri 1 Cibeureum, Bogor, berani membongkar pungli.
BaperaNews - Seorang guru honorer di SD Negeri 1 Cibeureum, Bogor, dipecat setelah membongkar praktik pungli yang dilakukan oleh kepala sekolah saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Namun, setelah intervensi dari Walikota Bogor, Bima Arya, guru tersebut dipekerjakan kembali, sedangkan kepala sekolahnya dihentikan dari jabatannya.
Mohamad Reza Ernanda, seorang guru dipecat sepihak karena berhasil mengungkap praktik pungutan liar yang telah lama menjadi momok di berbagai satuan pendidikan. Aksi pemecatan terhadap guru yang akrab disapa Reza ini menimbulkan reaksi keras dari siswa dan orang tua murid, yang mengadakan demonstrasi menentang keputusan tersebut.
Dalam insiden yang memicu kegaduhan di media sosial, puluhan siswa menangis histeris karena kehilangan guru favorit mereka.
Kepala sekolah, Nopi Yeni, kemudian diberhentikan dari jabatannya setelah terbukti melakukan pungli.
"Ini berawal dari dugaan pungli yang diduga oleh kepala sekolah, dugaan ini kemudian di investigasi oleh pemerintah kota oleh inspektorat," kata Bima Arya pada Wartawan, Rabu (13/9).
Bima Arya mengungkapkan, setelah melakukan mediasi dengan pihak sekolah, keputusan pemecatan Reza ditarik kembali.
"Tadi saya melakukan mediasi akhirnya disepakati oleh kepala sekolah untuk menerima keputusan walikota terkait pemberhentian beliau dan juga membatalkan keputusan kepala sekolah untuk memberhentikan pak Reza. Jadi pak Reza bisa langsung mengajar," ungkapnya.
Baca Juga : Korban Pemerkosaan di Jambi Ditagih Pungli Saat Lapor ke Polisi
Pungli di sekolah, terutama saat PPDB, memang menjadi salah satu isu hangat yang sering kali menimbulkan kontroversi. Praktik ini kerap bersembunyi di balik alasan-alasan yang sebenarnya tidak relevan, merugikan banyak pihak, terutama orang tua dan siswa.
Sebagai upaya preventif, orang tua siswa perlu teliti dan memahami modus operandi yang biasa diterapkan dalam pungli di lingkungan sekolah.
Reza, seorang lulusan dari Universitas Pakuan Bogor dan juga seorang pebisnis sepatu bekas, telah berdedikasi sebagai pengajar dan dikenal dekat dengan murid-muridnya. Kasus ini menegaskan pentingnya transparansi dan kejujuran di lingkungan pendidikan.
Selain itu, keterlibatan serta tanggung jawab dari pihak berwenang, seperti yang ditunjukkan oleh Walikota Bogor, menjadi kunci dalam menegakkan keadilan.
Bima Arya juga menekankan komitmennya dalam memberantas korupsi dan pungli di Bogor.
"Saya akan lindungi pelapor, saya janji jadi jangan ada yang takut siapapun di sini. Dan percayakan Wali Kota, sampai detik terakhir saya jadi Wali Kota, saya akan berjuang untuk berantas korupsi dan pungli," tegasnya melansir dari Tribunnewsbogor, Rabu (13/9).
Kasus guru bongkar pungli sekolah ini menjadi contoh nyata dari betapa pentingnya transparansi dan integritas di sektor pendidikan. Setiap pihak, termasuk masyarakat, memiliki peran penting untuk memastikan bahwa praktik pungutan liar, khususnya dalam sistem pendidikan, dapat diberantas sepenuhnya demi kualitas pendidikan yang lebih baik.
Baca Juga : Heboh Pungli di Jateng Tagih ke Warga Rp 2 Juta Untuk 17 Agustus