Fahd A Rafiq: Makna Filosofis Idul Adha Itu Pengorbanan

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd El Fouz A Rafiq mengungkapkan makna Filosofis Idul Adha adalah Pengorbanan.

Fahd A Rafiq: Makna Filosofis Idul Adha Itu Pengorbanan
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd El Fouz A Rafiq mengungkapkan makna Filosofis Idul Adha adalah Pengorbanan. Gambar : Instagram.com/@dpp.bapera

BaperaNews - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd El Fouz A Rafiq mengungkapkan makna Filosofis Idul Adha adalah Pengorbanan dan itu merupakan hal yang sangat mendasar. Kehidupan adalah soal perjuangan yang membutuhkan pengorbanan. Maka dari itu sifat berkorban adalah keharusan bagi setiap manusia. 

Fahd A Rafiq juga mengatakan bahwa Hakikat Idul Adha itu pemahaman nilai kurban yang berpangkal pada konsep keimanan (keyakinan) dan kemanusiaan. Dua pilar terpenting peradaban manusia. Jadi, Idul Adha suatu momentum menguatkan solidaritas kemanusiaan ditengah berbagai gangguan yang dihadapi bangsa Indonesia khususnya. 

Berkurban merupakan konsep pengorbanan yang dilandasi keikhlasan dalam menjalankan pengabdian, tugas, dan perjuangan tanpa mengharapkan balasan keuntungan materi yang menjadikan nilai kesalehan menjadi sia-sia. Dari keikhlasan dan ketulusan jiwa itu akan memunculkan ketegaran dan keistiqamahan. 

Hakikat Idul Adha kembali kepada pemahaman nilai kurban yang berpangkal dan konsep keimanan dan kemanusiaan, dua pilar terpenting peradaban manusia. Oleh karena itu, Idul Adha momentum menguatkan solidaritas kemanusiaan di tengah kondisi ekonomi dunia yang carut marut akibat perang Rusia -Ukraina yang berefek sistemik pada perekonomian Indonesia. 

"Kurban merupakan konsep pengurbanan yang dilandasi keikhlasan dalam menjalankan pengabdian, tugas, dan perjuangan tanpa mengharapkan keuntungan materi yang menjadikan nilai kesalehan menjadi sia-sia. Dari keikhlasan dan ketulusan jiwa itu akan memunculkan ketegaran dan keistiqamahan," ujar Fahd A Rafiq.

Baca Juga : Fahd A Rafiq Singgung Soal Antropologi Dendam

Fahd A Rafiq juga menjelaskan bahwa kehidupan ini adalah perjuangan sedangkan setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan. Dengan demikian, sifat berkorban adalah sifat keharusan bagi setiap insan. Sehingga, kesadaran untuk kembali kepada sifat ini merupakan suatu keharusan. 

Dalam konteks pelaksanaan Ibadah Haji (Rukun Islam ke -5) waktu pelaksanaannya yaitu pada hari pelemparan jamrah Aqabah yang dilakukan oleh jemaah haji menunjukkan sebuah pengorbanan dalam melakukan perlawanan tanpa akhir dengan musuh-musuh kita. Dengan demikian, perayaan Idul Adha juga berarti suatu kesadaran sejati untuk melawan musuh-musuh manusia dalam kehidupan ini seperti hawa nafsu. Karena musuh terbesar manusia adalah hawa nafsu (negatif). 

Jika dikontekskan pada kondisi kekinian, kesadaran jiwa pengorbanan menjadi tuntutan yang begitu mendesak. Krisis ekonomi yang menimbulkan banyak masalah sosial yang krusial, seperti kemiskinan, pengangguran, anak jalanan, dan kriminalitas adalah realitas kehidupan yang membutuhkan pengorbanan untuk menghadapinya. 

Sejarah Kisah Ibrahim yang mengorbankan Ismail (yang ending akhir dalam kisahnya digantikan dengan kambing/domba) hanyalah sebuah simbolis sebagai suatu benda yang sangat dicintai yang jika dianalogikan pada masa kini antara lain, rumah yang megah, uang yang melimpah, perhiasan yang indah, jabatan yang tinggi, atau tanah yang luas. 

Fahd A Rafiq berharap Idul Adha kali ini menjadi semangat pengorbanan yang hakiki. Suatu semangat yang melandasi hidup dan kehidupan kita menuju ridho Ilahi, sekaligus menyinari hati nurani kita untuk menengok kebesaran sang pencipta dan realitas kehidupan di sekitar kita.

Semua yang ada pada kita merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Esa, sewaktu-waktu bisa saja diambil lagi oleh-Nya. Moment Idul Adha ini mengingatkan kita, apakah kita rela mengorbankan benda yang kita cintai ini untuk kepentingan bersama? 

Semangat Idul Adha atau jiwa dari ibadah kurban adalah pengorbanan terhadap orang lain yang membutuhkan, bukan sekedar berkurban hewan yang dibagikan kepada fakir miskin. Tujuan dari ibadah ini selain mendekatkan diri dan mencapai ketaqwaan kepada Allah SWT, juga mengikis sifat-sifat buruk manusia seperti pelit, kikir, tamak, serakah, dan dapat berubah menjadi dermawan, peduli, saling menolong, dan berkasih sayang terhadap orang miskin.

Baca Juga : Daftar Ucapan Selamat Idul Adha Dengan Kesan Humoris