Diplomat Prancis Tuduh China Pasok Senjata Ke Rusia
Diplomat Prancis, Emmanuel Bonne, menuduh China mengirim senjata dan teknologi perang ke Rusia untuk perang di Ukraina.
BaperaNews - Diplomat Prancis Emmanuel Bonne menyebut China selama ini mengirim senjata dan peralatan militer lainnya ke Rusia untuk kepentingan perang Rusia melawan Ukraina.
Bonne mengungkap dugaan ini sifatnya masih indikasi. Bonne menyampaikan dugaan tersebut ketika berpidato di Forum Keamanan Aspen di Colorado.
“Ya, ada sejumlah indikasi bahwa China telah melakukan hal yang kami tidak ingin mereka untuk melakukannya, mengirim teknologi perangnya ke Rusia untuk perang Rusia” kata Bonne dalam pidatonya hari Sabtu (22/7).
Bonne mendesak China untuk tidak terus mengirim senjata atau perlengkapan perang lainnya ke Rusia untuk membantu perang Rusia meski Bonne sendiri belum ada bukti untuk hal itu.
Menanggapi tuduhan Bonne, China dengan tegas membantahnya. China mengaku selama ini memang berteman baik dengan Rusia, namun China juga mengakui kedaulatan negara lain yakni Ukraina yang sedang berperang dengan Rusia dan China juga menginginkan adanya kedamaian antara Rusia dan China.
Baca Juga : Situs Militer Rusia Kebakaran, 200 Warga Dievakuasi
China selama ini menjadi salah satu negara yang tidak memberi sanksi untuk Rusia sehubungan dengan perang Rusia-Ukraina sebagaimana yang dilakukan negara-negara barat. China memilih mendukung Rusia namun juga netral dan menginginkan perdamaian Rusia-Ukraina.
Kecurigaan Bonne tentang China mengirim senjata ke Rusia untuk perang Rusia diduga terjadi karena baru-baru ini China dan Rusia mengadakan latihan militer bersama.
Kapal angkatan laut China berlayar ke Rusia dalam rangka kerjasama latihan militer. Kedua negara eratkan kontak pertahanan termasuk latihan militer bersama dalam beberapa bulan terakhir.
“Militer China mengirim 5 kapal perang termasuk kapal perusak berpeluru kendali” kata Kementrian Pertahanan China hari Sabtu (15/7).
China dan Rusia juga sempat lakukan patroli udara bersama di atas Laut China Timur dan Laut Jepang yang kemudian membuat Korea Selatan memanas dan kerahkan jet tempur untuk tindak pencegahan. China dan Rusia telah lakukan patroli bersama di daerah tersebut sebanyak 6 kali.
China dianggap Prancis sebagai sekutu terpenting Rusia sejak perang Rusia-Ukraina terjadi. Meski China selalu menyatakan dengan tegas bahwa pihaknya tidak mendukung perang, namun adanya sikap China yang tidak memberi sanksi pada Rusia memberi gambaran pada Prancis dan negara barat lainnya bahwa China sebenarnya berpihak pada Rusia.
Baca Juga : Pasukan Wagner Bakal Dikontrak Resmi Rusia