Dikira Alami Masalah Buang Air Kecil, Pria Ini Ternyata Menstruasi

Seorang Pria pada awal diduga alami masalah buang air kecil karena sering berdarah saat buang air kecil. Namun, Pria ini secara biologis adalah perempuan.

Dikira Alami Masalah Buang Air Kecil, Pria Ini Ternyata Menstruasi
Pria alami masalah buang air kecil, ternyata menstuasi. Gambar : Unsplash.com/Dok. Sasun Bughdaryan

BaperaNews - Seorang pria berusia 33 tahun yang awalnya diduga mengalami permasalahan buang air kecil karena sering berdarah saat mengeluarkan air kecil. Belakangan ini diketahui bahwa pria tersebut secara biologis adalah seorang perempuan.

Hal ini diketahui saat dirinya menjalani tes analisis kromosom. Pria yang bernama Chen berasal dari kota kecil di Provinsi Sichuan, China Barat Daya. Pada awalnya ingin menjalani operasi untuk memperbaiki masalah buang air kecil yang tidak teratur sejak dirinya mengalami masa pubertas.

Diketahui, Pria tersebut memang sudah mengalami hal itu selama lebih dari 20 tahun. Chen mengatakan bahwa dirinya sering mengalami darah yang berulang dalam urinnya.

Ketika Chen mengalami ketidaknyamanan perut yang berlangsung selama lebih dari empat jam, seorang dokter bahkan mendiagnosisnya dengan radang usus buntu. Bahkan, setelah perawatan, gejalanya berlanjut.

Baru setelah pemeriksaan medis tahun lalu, penyebab sebenarnya dari kondisi keluar darah (menstruasi) akhirnya terungkap.  Chen memiliki kromosom seks perempuan atau interseks.

Pengalaman darah dalam urin dan ketidaknyamaan perut yang dialaminya sebenarnya disebabkan oleh menstruasi.

Pemeriksaan medis selanjutnya pun mengungkapkan bahwa ia juga memiliki organ reproduksi termasuk rahim dan ovarium.

Baca Juga : Tim Dokter Indonesia Laporkan Kasus Penis Patah Di Surabaya Dan Bali Saat Berhubungan Intim

Sebagai informasi interseks adalah kondisi seseorang yang saat lahir memiliki dua jenis kelamin yang berbeda. Dalam kasus Pria China, Chen terlahir sebagai pria di luar, namun memiliki anatomi perempuan didalam tubuhnya.

Dijelaskan kondisi Chen ini memiliki tingkat hormon seks androgennya di bawah rata-rata, menurut laporan pemeriksaanya. Sementara hormon seks perempuan dan aktivitas ovariumnya.Di sisi lain, kondisi keluar darah (menstruasi) Chen sebanding dengan yang ditemukan pada perempuan dewasa yang sehat.

Setelah lebih dari 30 tahun mengidentifikasi diri sebagai seorang pria, Chen justru meminta agar organ reproduksi perempuannya diangkat.

Chen pun sudah menjalani operasi selama tiga jam pada 6 Juni 2022 lalu dan sudah keluar dari rumah sakit 10 hari kemudian. Luo Xiping yang merupakan ahli bedah Chen mencatat bahwa pasien dengan cepat merasa tenang dan kepercayaan dirinya pun pulih.

“Mulai saat ini, dia bisa menjalani hidupnya sebagai seorang pria, tapi dia tidak bisa bereproduksi karena testisnya tidak bisa menghasilkan sperma,” ujar Luo.

Menurut Luo Xiping, kondisi yang dapat ditemukan sejak awal masa remaja ini memang berdampak kecil pada kesehatan fisik pasien, tetapi sering mengakibatkan trauma psikologis.