Batu Hajar Aswad Berubah Warna, Diduga Akibat Dosa-Dosa Manusia

Batu suci Hajar Aswad, yang terletak di sudut tenggara Ka’bah berubah menjadi hitam pekat, yang diyakini sebagai akibat dari dosa-dosa manusia yang menyentuhnya.

Batu Hajar Aswad Berubah Warna, Diduga Akibat Dosa-Dosa Manusia
Batu Hajar Aswad Berubah Warna, Diduga Akibat Dosa-Dosa Manusia. Gambar: Kolase Dok. ventour.co.id

BaperaNews – Batu suci Hajar Aswad, yang terletak di sudut tenggara Ka’bah, mengalami perubahan warna dari putih bersih menjadi hitam pekat. Perubahan ini diduga terjadi akibat dosa-dosa manusia yang menyentuhnya, menurut ajaran Islam.

Hajar Aswad adalah batu suci yang dipercaya berasal dari surga dan diberikan kepada Nabi Ibrahim AS oleh malaikat Jibril saat beliau membangun Ka'bah di Makkah.

Pada awalnya, batu ini memiliki warna putih lebih terang daripada susu. Seiring berjalannya waktu, batu tersebut berubah menjadi hitam pekat, yang diyakini sebagai akibat dari dosa-dosa manusia yang menyentuhnya.

Menurut sejarawan Islam, Al-Azraqi, Hajar Aswad dulu memancarkan cahaya yang sangat terang, menerangi seluruh penjuru dunia.

"Ketika Jibril meletakkan batu ini kepada Nabi Ibrahim, sinarnya memancar dari Timur ke Barat," katanya. Namun, cahaya tersebut kemudian memudar seiring dengan perubahan warna Hajar Aswad.

Baca Juga : Ahli Beri Alasan Ilmiah Soal Fenomena Daratan Mekkah Menghijau

Karakteristik Hajar Aswad

Batu suci ini memiliki ukuran sekitar satu hasta dan dulunya berwarna putih bersih. Saat ini, sebagian besar Hajar Aswad telah menghitam, sementara bagian dalamnya yang tidak terlihat tetap berwarna putih seperti aslinya.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin ‘Ash, "Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan panjangnya seukuran tulang hasta."

Hajar Aswad terletak di sudut tenggara Ka'bah, yang menjadi titik awal thawaf bagi umat Islam saat menjalankan ibadah haji dan umrah. Meski menghitam, batu ini tetap menjadi simbol kebesaran Allah dan dihormati oleh seluruh umat Muslim.

Menyentuh atau mencium Hajar Aswad saat thawaf adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Jika tidak memungkinkan untuk menyentuhnya, umat Islam diperbolehkan melambaikan tangan ke arah batu tersebut sebagai bentuk penghormatan.

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menyentuh Hajar Aswad, seakan-akan dia sedang menyentuh tangan Tuhan Yang Maha Penyayang," sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.

Selain menjadi titik awal thawaf, Hajar Aswad juga dipercaya akan memberikan syafaat pada hari kiamat bagi mereka yang menyentuhnya dengan niat yang tulus.

Peristiwa Bersejarah yang Menimpa Hajar Aswad

Sepanjang sejarahnya, Hajar Aswad telah mengalami sejumlah peristiwa penting yang mempengaruhi kondisinya saat ini. Beberapa insiden ini berkontribusi pada kerusakan dan perubahan fisik batu suci tersebut.

  1. Kebakaran Ka'bah: Pada masa pra-Islam, Ka'bah pernah mengalami kebakaran besar yang menyebabkan Hajar Aswad semakin menghitam. Kebakaran ini terjadi saat era Quraisy, dan batu tersebut sempat tersambar api. Kebakaran besar lainnya terjadi pada masa Abdullah bin Zubair RA, yang memimpin Ka'bah setelah pengepungan oleh al-Hashin bin Numair al-Kindi.

  2. Pencurian oleh Sekte Qaramithah: Salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah Hajar Aswad adalah pencuriannya oleh sekte Qaramithah pada tahun 930 M. Mereka mencuri batu ini selama lebih dari 20 tahun sebelum akhirnya mengembalikannya ke Ka'bah. Pencurian ini meninggalkan retakan pada Hajar Aswad, yang kemudian diperbaiki dengan lapisan perak.

  3. Vandalisme: Pada tahun 363 H/974 M, seorang Nasrani dari Kekaisaran Romawi melakukan vandalisme terhadap Hajar Aswad dengan memukulnya menggunakan martil. Aksi ini menyebabkan kerusakan parah pada batu tersebut. Serangan lainnya terjadi pada tahun 413 H/1022 M, ketika seseorang berusaha menghancurkan Hajar Aswad dengan pedang dan tongkat.

  4. Serangan Lainnya: Pada tahun 990 H/1582 M, seorang pria dari Irak melakukan aksi vandalisme dengan menghantam batu suci ini menggunakan tongkat besi. Pada tahun 1351 H/1932 M, seorang pria asal Persia mencuri potongan Hajar Aswad dan mengambil kain penutup Ka'bah. Potongan perak yang melindungi Hajar Aswad juga sempat dicuri.

Akibat dari berbagai peristiwa ini, Hajar Aswad kini terdiri dari beberapa fragmen kecil yang disatukan oleh lapisan perak untuk menjaga keutuhan batu tersebut.

Keistimewaan Hajar Aswad

Selain sebagai simbol kebesaran Allah, Hajar Aswad juga dipercaya memiliki keistimewaan spiritual. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim adalah dua batu yakut dari surga. Jika Allah tidak menghapus cahayanya, kedua batu tersebut akan menerangi Timur dan Barat."

Batu ini juga disebut sebagai "tangan kanan Allah di muka bumi," sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA. Menyentuhnya dianggap sebagai tindakan yang sama seperti menyalami Tuhan Yang Maha Penyayang.

Baca Juga : Pertama Kali dalam Sejarah, Wanita Terlibat dalam Penggantian Kiswah Kabah