Banjir Rendam Puluhan Rumah di Tangerang, Akses Jalan Terputus

Banjir di Desa Cisereh, Tangerang, rendam puluhan rumah dan putus akses jalan utama akibat luapan Sungai Cipayaeun. Simak selengkapnya!

Banjir Rendam Puluhan Rumah di Tangerang, Akses Jalan Terputus
Banjir Rendam Puluhan Rumah di Tangerang, Akses Jalan Terputus. Gambar : Beritasatu.com/Wawan Kurniawan

BaperaNews - Puluhan rumah di Desa Cisereh, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, terendam banjir pada Rabu (13/11). Ketinggian air yang mencapai satu meter memutus akses jalan utama desa, mengganggu aktivitas warga. 

Banjir ini terjadi akibat meluapnya Sungai Cipayaeun yang mengalir di sekitar pemukiman warga, sehingga puluhan rumah di dekat bantaran sungai ikut terdampak.

Berdasarkan pantauan di lapangan, air mulai masuk ke rumah warga pada Selasa (12/11), sekitar pukul 23.30 WIB. Yana, seorang warga Desa Cisereh, mengungkapkan bahwa banjir datang tiba-tiba, membuat mereka tidak sempat memindahkan semua barang ke tempat yang lebih aman.

"Saat kami mau tidur, air sudah masuk ke dalam rumah. Kami coba selamatkan barang-barang, tapi ada yang rusak. Air di dalam rumah sekitar 30 sentimeter, sedangkan di luar rumah bisa mencapai satu meter," ujar Yana.

Menurut keterangan warga, banjir kali ini diperparah oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut, serta kondisi Sungai Cipayaeun yang sudah dangkal akibat sedimentasi. Sungai yang kerap kali meluap saat hujan lebat ini menyulitkan warga setiap tahunnya.

"Banjir di sini sering terjadi. Kadang bisa setahun dua kali, atau setidaknya sekali dalam setahun. Kami berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar banjir tidak terjadi lagi," kata Yana.

Ketua RW 03 Desa Cisereh, Rozi, yang bertugas melakukan pendataan menyebutkan bahwa ada 23 rumah yang terendam di tiga RT berbeda. Selain merendam rumah, banjir juga menutup akses jalan Desa Cisereh sepanjang dua kilometer.

Jalan ini merupakan penghubung utama antara Desa Cisereh dan jalan utama yang mengarah ke kawasan industri serta Kampung Kalanturan. 

"Aktivitas warga benar-benar terganggu karena jalan ini penting bagi mobilitas sehari-hari, baik menuju pabrik maupun kampung tetangga," jelas Rozi.

Warga mengeluhkan bahwa kondisi Sungai Cipayaeun yang penuh sedimentasi memperparah situasi banjir di Desa Cisereh.

Pendangkalan sungai tersebut menyebabkan air tidak bisa mengalir dengan lancar saat hujan deras turun, mengakibatkan sungai meluap dan menggenangi rumah serta jalan desa. 

Baca Juga : Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi, 69 Titik Alami Kerusakan

"Kami minta pemerintah segera bertindak untuk memperbaiki aliran sungai. Tidak masalah bagaimana caranya, yang penting tidak banjir lagi," ungkap Yana, salah satu warga terdampak.

Banjir yang melanda Desa Cisereh membawa dampak signifikan terhadap kehidupan warga setempat. Selain merendam rumah, banjir juga menghambat kegiatan sehari-hari, terutama bagi mereka yang bekerja di pabrik-pabrik sekitar.

Banyak warga harus mencari jalur alternatif untuk mencapai tempat kerja atau mengantar anak ke sekolah, yang tentunya memerlukan waktu lebih lama dan biaya tambahan. Beberapa warga juga terpaksa mengamankan barang-barang yang tersisa dari rumah mereka yang terendam.

"Kami sulit beraktivitas saat banjir seperti ini. Anak-anak tidak bisa berangkat sekolah, dan kami tidak bisa pergi bekerja dengan normal. Jalur yang biasa kami gunakan tertutup air," keluh salah satu warga Desa Cisereh yang harus menempuh jalur alternatif untuk beraktivitas.

Selain itu, banjir juga membawa dampak kerugian material bagi warga. Banyak barang-barang rumah tangga yang rusak akibat terendam air, mulai dari perabotan hingga peralatan elektronik.

Warga berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki kerugian yang dialami serta untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

Sebagian warga korban banjir di Desa Cisereh berharap pemerintah setempat segera memberikan bantuan, baik berupa makanan siap saji, obat-obatan, maupun kebutuhan pokok lainnya.

Selain bantuan logistik, warga juga mengharapkan adanya dukungan peralatan, seperti perahu karet, yang bisa membantu mereka beraktivitas di tengah banjir.

"Kami butuh bantuan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Perahu karet juga diperlukan agar kami bisa beraktivitas dengan lebih mudah saat banjir," kata Rozi.

Dia menambahkan bahwa pihaknya telah mengajukan permintaan bantuan kepada pemerintah daerah, namun hingga saat ini bantuan yang diterima masih terbatas.

Normalisasi Sungai Cipayaeun menjadi salah satu solusi utama yang diharapkan oleh warga Desa Cisereh. Mereka menginginkan pemerintah segera melakukan pengerukan sungai yang telah dangkal, agar aliran air bisa kembali lancar dan tidak mudah meluap saat curah hujan tinggi.

"Normalisasi sungai sudah menjadi permintaan kami sejak lama. Sungai ini butuh perbaikan agar tidak terus-menerus meluap," jelas Yana.

Baca Juga : Banjir Bandang di Valencia Menewaskan 95 Orang, Spanyol Berkabung