Alasan Kenapa Tahun Baru Identik Dengan Kembang Api

Perayaan Tahun Baru selalu identik dengan kembang api. Mau tau alasan kenapa tahun baru identik dengan kembang api? Ini alasannya!

Alasan Kenapa Tahun Baru Identik Dengan Kembang Api
Alasan kenapa tahun baru identik dengan kembang api. Gambar : unsplash.com/Dok. DESIGNECOLOGIST

BaperaNews - Tahun baru 2023 tinggal menghitung hari, berbagai tradisi biasanya dilakukan di malam pergantian tahun yakni pada 31 Desember, salah satunya ialah kembang api. Beberapa orang penasaran kenapa kembang api bisa jadi tradisi di tiap tahun baru? Yuk simak ulasan alasan kenapa tahun baru ada kembang api!

Alasan Kenapa Tahun Baru ada Kembang Api

Kembang api jadi salah satu tradisi masyarakat di berbagai belahan dunia untuk rayakan tahun baru, biasanya dilakukan pesta kembang api di suatu tempat yang luas dan terbuka serta disaksikan beramai-ramai.

Pesta kembang api dilakukan untuk memberi kesan kebahagiaan dan kemeriahan, selain kembang api, para pengunjung yang menyaksikan juga mengiringi dengan tiupan terompet.

Baca Juga : Asik! Pemprov DKI Jakarta Adakan Car Free Night Pada Malam Tahun Baru

Kembang Api Simbol Kemeriahan dan Mengusir Roh Jahat

Untuk alasan kenapa tahun baru identik dengan kembang api ialah dilihat dari sejarahnya sendiri, kembang api ditemukan pada abad ke-7 M di China. Menurut China, kembang api bisa mengusir roh jahat, maka China tidak hanya memakai kembang api di tahun baru Masehi, namun juga di tahun baru Imlek, kembang api mereka percaya akan membawa keberuntungan.

Astronom dan Antropolog dari Colgate University, Amerika Serikat Anthony Aveni mengungkap makna kembang api untuk tahun baru, ia menyebut tahun baru biasa terjadi di musim dingin, maka kembang api bisa jadi salah satu media penghangat tubuh.

Jadi kenapa tahun baru ada kembang api, karena kembang api juga simbol pengusiran roh jahat, dengan kembang api, para roh jahat akan lari.

Tahun Baru Jatuh pada 1 Januari

Sedangkan alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari karena berhubungan dengan penanggalan bangsa Romawi Kuno. Kala itu, pendiri Roma bernama Romulus membuat penanggalan Masehi ada 10 bulan dan 304 hari. Pada Abad 8 SM, Numa Pompilius menambahkan dua bulan bernama Januarius dan Februarius.

Para pejabat Romawi kemudian berkonsultasi dengan para ahli matematika dan astronom, kemudian bulan pertama dinamai Janus, berasal dari nama dewa Romawi yang artinya dua wajah untuk melihat ke depan dan ke belakang.

Sejak itulah 1 Janus atau 1 Januari ditetapkan sebagai permulaan tahun, sejumlah tradisi dilakukan kaum Romawi kala itu seperti bertukar hadiah, datang ke pesta, hingga mendekor rumahnya. Hingga akhirnya 1 Januari ditetapkan secara resmi oleh Paus Gregorius XIII sebagai hari pertama awal tahun di tahun 1582, hingga kini, 1 Januari ditetapkan sebagai awal hari di tahun baru Masehi oleh seluruh warga dunia.

Baca Juga : Kemenpan-RB Buka Suara Soal Foto Kalender Januari Ada 25 Tanggal Merah