492 Nyawa Hilang Akibat Serangan Brutal Israel ke Lebanon
Ribuan warga Lebanon Selatan terpaksa mengungsi akibat serangan udara Israel.
BaperaNews - Ribuan orang mengungsi dari Lebanon Selatan menuju Lebanon Utara akibat serangan yang dilancarkan oleh Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dalam beberapa hari terakhir, militer Zionis telah melakukan ratusan serangan udara yang menewaskan setidaknya 492 orang, termasuk 35 anak-anak.
Peristiwa ini terjadi pada Senin (23/9), dan menimbulkan kemacetan panjang di jalanan menuju ibu kota Beirut.
Cuplikan foto yang beredar di media sosial menunjukkan antrean ribuan mobil yang ditumpangi penduduk desa di Lebanon Selatan, terjebak dalam kemacetan di ruas-ruas jalan utama.
Warga bergegas meninggalkan daerah tersebut karena serangan bom yang terus-menerus dari Tentara Pertahanan Israel (IDF). Gelombang serangan udara ini dilaporkan terjadi setelah Hizbullah menembakkan lebih dari 100 roket ke utara Israel, dengan beberapa roket mendarat dekat kota Haifa.
Sebelum rentetan serangan, Lebanon juga menghadapi ancaman serangan bom yang diduga dilakukan oleh Israel.
Minggu lalu, ribuan perangkat komunikasi yang sebagian besar digunakan oleh anggota Hizbullah meledak di berbagai wilayah Lebanon, menewaskan 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang.
Juru Bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, memperingatkan warga sipil di Lebanon Selatan untuk segera menjauh dari posisi Hizbullah.
Baca Juga: Mantan Jenderal Israel Tuding Israel Manfaatkan Perang Gaza untuk Menutupi Kasus Korupsi
Peringatan ini dikirimkan melalui telepon dan pesan singkat, meminta warga untuk mengosongkan gedung yang berpotensi menjadi target serangan.
Ini merupakan peringatan pertama yang dikeluarkan oleh IDF di Lebanon setelah konflik pecah setelah Hizbullah menyatakan dukungan untuk Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Pemerintah Lebanon pun memutuskan untuk menutup semua sekolah di wilayah timur dan selatan sebagai langkah keamanan.
Menteri Pendidikan Lebanon, Abbas Halabi, menyatakan penutupan aktivitas belajar mengajar selama dua hari ke depan.
Beberapa sekolah di Beirut juga meminta orang tua untuk menjemput anak-anak mereka akibat kemungkinan pemogokan. Penutupan sekolah diambil karena situasi keamanan yang membahayakan pergerakan siswa.
Universitas Lebanon, satu-satunya universitas negeri yang didanai negara, juga mengumumkan penangguhan perkuliahan di tiga kota di Lebanon Selatan, termasuk Sidon, Nabatiyeh, dan Tyre.
Kementerian Kesehatan Lebanon meminta rumah sakit di bagian selatan dan timur untuk menghentikan semua operasi yang tidak mendesak guna menangani korban luka akibat serangan Israel yang semakin intensif.
Kondisi di Lebanon semakin kritis dengan banyaknya korban jiwa akibat serangan yang terus berlangsung. Kehidupan masyarakat terganggu oleh situasi ini, dan kebutuhan untuk mendapatkan bantuan medis dan perlindungan semakin mendesak.
Baca Juga: AS Murka, Israel Tak Sengaja Tembak Mati Warganya di Tepi Barat