100 Orang Tewas Diserang Israel saat Warga Gaza Sedang Salat Subuh
Lebih dari 100 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam Sekolah Al-Taba'een di Gaza saat salat Subuh.
BaperaNews - Lebih dari 100 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam Sekolah Al-Taba'een di Kota Gaza, Jalur Gaza, pada Sabtu (10/8) dini hari.
Serangan terjadi saat warga Gaza sedang menunaikan salat Subuh, dan sekolah tersebut tengah digunakan sebagai tempat pengungsian bagi warga yang melarikan diri dari kekerasan yang semakin intensif di wilayah tersebut.
Serangan tersebut dilaporkan menargetkan sekolah yang berada di kawasan Daraj Tuffah, dekat dengan sebuah masjid yang juga digunakan sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil.
Menurut laporan dari badan pertahanan sipil Gaza, serangan ini melibatkan tiga roket yang diluncurkan oleh militer Israel. Akibat serangan ini, api dengan cepat menjalar di gedung tersebut, membuat sejumlah warga Palestina terjebak di dalamnya.
Tim penyelamat dilaporkan mengalami kesulitan untuk memadamkan api karena akses air ke daerah tersebut telah diputus oleh militer Israel.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan "markas Hamas" yang mereka tuduh berada di dalam sekolah. Menurut pihak Israel, langkah-langkah telah diambil sebelumnya untuk mencegah korban sipil, namun serangan tetap dilakukan karena sekolah tersebut dianggap sebagai pusat komando dan persembunyian bagi milisi Hamas.
Pernyataan ini didukung oleh keterangan dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang menyebutkan bahwa serangan tersebut secara khusus menyasar para pengungsi yang sedang menunaikan salat Subuh.
Baca Juga: 40 Nakes TNI Bakal Diberangkatkan ke Gaza Atas Arahan dari Prabowo Subianto
Serangan ini menambah panjang daftar korban jiwa di Gaza sejak Oktober 2023, dengan jumlah korban tewas mendekati 40 ribu orang, mayoritas dari mereka adalah anak-anak dan perempuan. Kondisi ini telah memicu kecaman dari berbagai negara dan lembaga internasional, yang menuding Israel melakukan genosida di Gaza.
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang terus melanjutkan konflik yang semakin brutal.
Konflik antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan kekerasan sering kali meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Serangan pada Sekolah Al-Taba'een ini adalah salah satu yang paling mematikan dalam rangkaian serangan udara yang dilakukan oleh Israel.
Meskipun Israel mengklaim bahwa serangan-serangan tersebut ditujukan untuk melumpuhkan infrastruktur Hamas, banyak pihak internasional yang mengkritik taktik ini karena dampaknya yang besar terhadap warga sipil.
Sejumlah negara dan lembaga internasional telah menyerukan tindakan yang lebih tegas terhadap Israel, menudingnya melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Gaza.
Sementara itu, PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya terus mendesak agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza, yang saat ini mengalami krisis kemanusiaan yang parah akibat blokade dan serangan yang terus berlanjut.
Dengan situasi yang semakin memburuk, banyak pihak khawatir bahwa konflik ini akan terus berlanjut tanpa adanya resolusi damai yang nyata.
Serangan di Sekolah Al-Taba'een menjadi pengingat tragis akan dampak mengerikan dari konflik berkepanjangan ini, terutama bagi warga sipil yang terjebak di tengah-tengah kekerasan.
Dengan meningkatnya korban jiwa dan semakin menipisnya sumber daya di Gaza, tekanan internasional untuk menghentikan kekerasan ini semakin kuat, namun hingga saat ini, upaya diplomatik tampaknya belum mampu menghentikan konflik yang semakin memburuk ini.
Baca Juga: Bertemu Imam Besar Al Azhar Mesir, Jokowi Bahas Gencatan Senjata di Gaza