10 Tahun Diteror dan Dilecehkan, Seorang Perempuan Surabaya Akhirnya Lapor Polisi

Seorang perempuan dari Surabaya berinisial N melaporkan kasus teror dan pelecehan seksual yang dialaminya selama 10 tahun oleh seorang pria berinisial AP. Simak selengkapnya di sini!

10 Tahun Diteror dan Dilecehkan, Seorang Perempuan Surabaya Akhirnya Lapor Polisi
10 Tahun Diteror dan Dilecehkan, Seorang Perempuan Surabaya Akhirnya Lapor Polisi. Gambar : Dok. Suarasurabaya

BaperaNews - Seorang perempuan asal Surabaya berinisial N (27) akhirnya melaporkan kasus teror dan pelecehan seksual yang dialaminya selama 10 tahun ke Unit Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur.

Laporan ini diajukan pada Jumat (17/5), setelah N mengaku mengalami ribuan teror pesan dan foto tidak senonoh dari seorang pria berinisial AP, yang merupakan teman sekolahnya sewaktu SMP.

N mengungkapkan bahwa teror ini dimulai sejak tahun 2014, dengan AP yang terus mengirim pesan melalui media sosial dan bahkan melakukan teror secara langsung ke rumahnya.

"Selama kurun waktu itu, saya mendapat ribuan pesan di media sosial dan foto-foto alat kelamin dari terduga pelaku," ujar N.

Puncaknya terjadi pada tahun 2018, saat AP datang ke rumah N pada malam hari.

"Itu yang paling parah, rumah saya dilempar jam mati yang berisi surat," katanya.

Lebih lanjut, N menceritakan teror lainnya di mana AP datang ke rumahnya pada jam 01.00 dini hari dan berdiri di depan rumah hingga pukul 04.00 subuh.

"Ada juga momen di mana ia tiba-tiba datang mau ke rumah, tapi selalu saya cegah. Nah, ia kalau mau datang, selalu ngomong, 'hai, aku mau ke rumahmu cantik'," tambahnya.

N memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke polisi setelah mendapatkan dorongan dari banyak netizen yang mengetahui kasusnya melalui unggahan di media sosial.

"Sebelum melapor ke polisi, saya sempat membuat unggahan di media sosial. Dari sana, saya mendapat dorongan dari banyak netizen untuk membawa kasus ini ke ranah hukum," jelas N.

Dalam laporannya ke Polda Jatim, N mengungkapkan bahwa teror ini bermula ketika ia memberikan uang Rp5 ribu kepada AP saat masih SMP.

Baca Juga: Dosen Unpar Dinonaktifkan Imbas Dugaan Kasus Pelecehan Seksual

"Kebaikan saya disalahartikan. Dikira saya suka. Saya pernah menolaknya. Ia mencoba mendekati saya pada 2014, 2015, namun saya tolak dengan baik," ungkapnya.

Akibat dari penolakan tersebut, AP terus mengganggu N dengan membuat ratusan akun di Instagram dan X (dahulu dikenal sebagai Twitter).

"Hampir setiap hari AP mengirimkan pesan bernada godaan, melecehkan, bahkan mengirimkan foto kelamin. Saya tidak menghitung berapa pesan teror. Kadang sehari tiga kali. Kadang sebulan berapa kali. Kadang dalam seminggu selalu ada," jelasnya.

Tak hanya itu, N juga mengungkapkan bahwa AP pernah mengancam akan membunuh siapa pun pria yang mendekatinya, yang membuat N merasa tertekan.

"Saya juga mau menikah. Saya didukung oleh pacar saya. Di sisi lain, memang banyak netizen yang support saya," tambahnya. 

N mengaku bahwa keluarganya sudah pernah menegur AP secara langsung, namun teror tetap berlanjut.

"Keluarga saya sudah pernah mengultimatum AP, tetapi teror itu tetap berlanjut," kata N. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk melaporkan AP ke polisi agar masalah ini segera terselesaikan.

Menanggapi laporan tersebut, AKBP Charles Tampubolon, Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim, menyebut bahwa pihaknya akan bergerak cepat menangani kasus ini.

"Jumat malam membuat laporan dan setelah itu langsung dimintai keterangan. Dari hasil keterangan korban, kami langsung selidiki," ucapnya.

Polda Jatim berjanji akan menangani kasus perempuan Surabaya diteror ini dengan cepat agar segera terselesaikan, memberikan rasa aman dan keadilan bagi N setelah bertahun-tahun mengalami teror dan pelecehan.

"Kami akan bergerak cepat menangani perkara ini agar segera terselesaikan," tambah AKBP Charles Tampubolon.

Baca Juga: Ibu Hamil Diduga Jadi Korban Pelecehan Oknum Dokter di Palembang, Disuntik Hingga Tak Sadarkan Diri