Usai Lahiran, Siswi SMA di Kupang Sembunyiin Bayi di Dalam Koper Gegara Takut dan Malu
Siswi SMA yang berinisial DN ditemukan lemas usai melahirkan dan bayinya ditemukan tak bernyawa di dalam koper. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Seorang siswi SMA berusia 17 tahun, berinisial DN, di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), melahirkan seorang diri di kamar kosnya pada Selasa (23/4).
DN, yang berasal dari Kabupaten Ngada, NTT, tengah berada di Kupang untuk mengikuti magang atau praktik kerja lapangan. Kejadian ini terungkap setelah pemilik kos melaporkan insiden tersebut ke pihak berwenang.
Pada Minggu (21/4), DN mulai merasakan sakit perut tanpa menyadari bahwa dia akan segera melahirkan. Kondisi ini memuncak pada Selasa (23/4), ketika DN, takut dan malu dengan teman-temannya serta ibu kos, memutuskan untuk melahirkan sendiri di dalam kamar kosnya.
Tangisan bayi yang baru lahir terdengar oleh tetangga kosan, yang kemudian memaksa membuka pintu kamar. Namun, DN tidak merespons. Aipda Aspar dipanggil untuk membantu, dan bersama warga sekitar, mereka menemukan DN dalam kondisi lemas dengan bayi yang sudah meninggal dunia, disembunyikan di dalam sebuah koper.
Kapolres Kupang, Kombes Pol Aldinan Manurung, menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi di Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. DN, dalam keadaan lemas akibat pendarahan, dipindahkan bersama bayinya ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang untuk perawatan medis.
Baca Juga: Hasil Hubungan Gelap, Sepasang Mahasiswa Mau Kuburkan Bayi di Jatinangor
Saat ini, DN masih dalam perawatan medis di rumah sakit tersebut, sementara bayinya berada di ruang pemulasaraan jenazah.
Kasus DN yang sembunyikan bayi dalam koper ini menjadi sorotan masyarakat, menyoroti pentingnya pendidikan seks dan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi bagi remaja.
Penyelenggaraan program pendidikan seks yang menyeluruh, yang mencakup informasi tentang kontrasepsi, kesehatan reproduksi, dan hak-hak remaja, perlu menjadi perhatian bersama.
Selain itu, perlu juga adanya peningkatan akses dan ketersediaan layanan kesehatan reproduksi yang ramah remaja, baik di sekolah maupun di masyarakat, agar remaja memiliki pengetahuan dan dukungan yang cukup dalam menghadapi situasi seperti yang dialami oleh DN.
Baca Juga: Viral! Bayi Berusia 2 Hari Meninggal Usai Dipijat Neneknya