Ukraina Menyerah, Pasukan Rusia Kuasai Kota Rubizhne
Setelah berminggu-minggu lamanya terus bertempur dengan pasukan Rusia, Ukraina dilaporkan telah menyerahkan diri dan keluar dari kota Rubizhne!
BaperaNews - Setelah berminggu-minggu lamanya terus bertempur dengan pasukan Rusia, Ukraina dilaporkan telah menyerahkan diri dan keluar dari kota Rubizhne di Luhansk pada hari Jumat 13 Mei 2022. Luhanks sendiri ialah wilayah timur Ukraina yang sejak lama dikuasai kelompok pendukung Rusia.
Sejumlah video yang beredar di media lokal menampilkan pertempuran sengit antara Rusia dan Ukraina di pinggiran kota industri tersebut pada Kamis 12 Mei 2022, sebuah jembatan besar yang menghubungkan Rubizhne dengan kota tetangga Severodonetsk bahkan hancur lebur, menurut pengamat, hal itu terjadi karena pasukan Ukraina mengambil garis pertahanan baru untuk menghadapi Rusia.
Staf militer Ukraina belum memberi konfirmasi terkait hal ini, mereka hanya melaporkan bahwa pada hari Jumat, musuh terus melakukan upaya untuk melakukan kontrol secara menyeluruh atas penyelesaian Rubizhne, pejabat Ukraina setempat juga sebelumnya melaporkan bahwa kota di dekat Rubizhne telah dikuasai Rusia.
Dalam analisis Institute for the Study of War juga menyebutkan pasukan Rusia kemungkinan sudah menguasai semua wilayah Rubizhne pada 12 Mei dan merebut kota Voevodivka, wilayah di utara Severdonetsk.
Sementara itu pasukan Ukraina terus berusaha agar bisa mempertahankan Severdonetsk yang telah diserang Rusia selama berminggu-minggu, sekitar 15.00 warga sipil diperkirakan masih ada di dalam kota tersebut, kota telah hancur 70%.
Baca Juga: Jokowi Tak Disambut Pejabat AS Hingga Thailand Yang Bagi-Bagi Pohon Ganja
“Evakuasi dihentikan karena tidak mungkin mengemudi di jalan yang terus dibombardir, segera setelah kondisi stabil, evakuasi akan dilanjutkan” ujar Kepala Administrasi Sipil Severodonetsk, Oleksandr Styruk pada hari Kamis.
Hal ini membuat PBB bereaksi, PBB meminta agar Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali membuka pelabuhan Ukraina di laut hitam, Kepala Program Pangan PBB, David Beasley menyebut bencana pangan global akan terjadi jika pelabuhan tersebut terus diblokir.
“Jutaan orang di dunia akan mati jika pelabuhan ini terus diblokir, jika Anda punya hati untuk dunia terlepas bagaimana perasaan Anda kepada Ukraina, tolong buka pelabuhan itu” ujarnya kepada Putin dalam sebuah pernyataan resmi.
Beasley menyebut pelabuhan harus beroperasi dalam 60 hari ke depan atau pasokan pangan global terganggu dimana Ukraina ialah salah satu Negara penghasil lumbung pangan terbesar di dunia yang mengekspor sejumlah komoditas bahan utama seperti gandum.
Baca Juga: Kabar Baik PeduliLindungi Kini Bisa Dipakai Di 27 Negara Uni Eropa