Sungai Amazon Kering, Warga Kekurangan Air Bersih
Kekeringan terburuk dalam sejarah menghantam sungai-sungai Amazon, memicu kondisi darurat dan mengancam ekosistem serta warga.
BaperaNews - Sungai-sungai yang melintasi hutan hujan Amazon saat ini mengalami tingkat kekeringan terburuk dalam lebih dari satu abad terakhir. Keadaan ini telah membawa dampak serius pada ratusan ribu warga dan ekosistem hutan Amazon.
Perairan di sekitar Sungai Amazon sedang mengalami masalah besar karena airnya semakin surut dengan cepat. Hal ini menyebabkan banyak perahu terdampar dan mengganggu pasokan makanan dan air ke desa-desa terpencil di sekitarnya.
Selain itu, suhu air yang semakin panas juga diyakini telah menyebabkan lebih dari 100 lumba-lumba Sungai Amazon yang hampir punah mati. Di Pelabuhan Manaus, yang merupakan daerah terpadat di wilayah itu, mereka melihat air sungai semakin dangkal.
Di sekitar kota Manaus, Brasil tingkat air sungai telah turun lebih lanjut, mencatatkan penurunan dari 13,59 meter menjadi 13,19 meter dalam waktu singkat.
Gubernur Amazonas, Wilson Lima, menyebut kondisi ini sebagai "kekeringan terburuk dalam sejarah" dan telah mengumumkan keadaan darurat di lebih dari 50 kota besar dan kecil di wilayah tersebut.
Kekeringan ini memunculkan kekhawatiran serius karena wilayah Amazon berperan sebagai penyimpanan karbon dioksida yang sangat besar, berkontribusi pada stabilitas iklim global.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, peran penting ini terancam oleh tingkat deforestasi yang semakin meningkat.
Selain mengancam ekosistem, kekeringan ini juga mengakibatkan risiko kebakaran hutan yang lebih tinggi, yang semakin diperparah oleh kondisi kekeringan.
Baca Juga : BMKG Ungkap Dampak Fenomena El Nino dan IOD di Indonesia
Di bulan Oktober, negara bagian Amazonas mengalami lonjakan jumlah kebakaran terburuk dalam 25 tahun terakhir, dengan lebih dari 2.700 kebakaran dilaporkan sepanjang bulan ini menurut Institut Penelitian Antariksa Nasional Brasil.
Para ilmuwan menyatakan bahwa kekeringan ini adalah akibat dari faktor cuaca yang kompleks, termasuk peristiwa El Niño yang menghasilkan pemanasan permukaan Samudera Pasifik bagian timur dan aliran udara hangat yang tidak biasa di Samudera Atlantik di sekitar khatulistiwa.
Hal ini menghambat pembentukan awan dan mengakibatkan penurunan drastis dalam curah hujan. Beberapa wilayah di wilayah Amazon bahkan hanya menerima seperempat dari curah hujan bulan lalu dibandingkan dengan bulan September.
Akibat dari kekeringan ini, tujuh bagian dari wilayah atas Sungai Solimões dan delapan bagian dari wilayah tengah Sungai Solimões, yang merujuk pada bagian atas Sungai Amazon, telah dinyatakan dalam keadaan darurat.
Sungai-sungai yang biasanya melintasi wilayah ini kini benar-benar mengering, menghentikan rute transportasi air utama dan mengganggu pasokan makanan, bahan bakar, dan barang-barang pokok ke banyak wilayah di Amazon.
Selain dampak pada manusia, kekeringan ini juga berdampak pada satwa liar yang mendiami wilayah Amazon. Lebih dari 100 lumba-lumba Sungai Amazon yang terancam punah diyakini telah mati akibat suhu air yang semakin tinggi akibat kekeringan ini.
Para ahli memperingatkan bahwa kekeringan ini akan terus berlangsung setidaknya hingga Desember, ketika dampak dari El Niño diprediksi mencapai puncaknya. Selain itu, beberapa wilayah di Amazon saat ini mengalami kenaikan suhu sebesar 2,5 derajat Celsius dibandingkan dengan suhu rata-rata selama musim kemarau.
@baperanews.com Sungai-sungai yang melintasi hutan hujan Amazon saat ini mengalami tingkat kekeringan terburuk dalam lebih dari satu abad terakhir. Keadaan ini telah membawa dampak serius pada ratusan ribu warga dan ekosistem hutan Amazon. #amazon#kekeringan#brasil#baperanews ♬ Epic News - DM Production
Baca Juga : Nekat Coba Hidup Primitif, 3 Turis Ditemukan Kurus Kering