Bom yang Dijatuhkan ke Gaza Disebut Lampaui Perang Dunia II
Serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bom, jauh melebihi total bom yang dijatuhkan pada Perang Dunia II. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Sejak Oktober 2023, Israel telah menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bom di Jalur Gaza, jumlah yang jauh melampaui total bom yang dijatuhkan pada Dresden, Hamburg, dan London selama Perang Dunia II.
Operasi militer Israel di Gaza tidak hanya melibatkan serangan udara tetapi juga operasi darat dengan penggunaan buldoser yang menghancurkan bangunan di wilayah sekitar satu kilometer di timur dan utara Gaza.
Perbandingan historis menunjukkan betapa besar intensitas serangan Israel. Selama Perang Dunia II, Jerman menjatuhkan sekitar 18.300 ton bom di London antara tahun 1940 dan 1941. Sebagai perbandingan, serangan udara sekutu di Hamburg pada musim panas 1943 menghabiskan sekitar 8.500 ton bom, dan di Dresden pada Februari 1945, sekitar 3.900 ton bom digunakan.
Dengan jumlah lebih dari 70.000 ton bom, serangan Israel di Gaza ini telah melampaui gabungan bom yang dijatuhkan di ketiga kota besar tersebut selama Perang Dunia II.
Menurut Euro-Med Human Rights Monitor, jumlah bahan peledak yang digunakan Israel tidak hanya menargetkan kelompok militan tetapi juga berdampak besar pada infrastruktur dan populasi sipil.
“Diperkirakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 70 ribu ton bahan peledak di Jalur Gaza sebagai tambahan atas operasi buldosernya, yang mengakibatkan hancurnya semua bangunan pada jarak hingga satu kilometer di timur dan utara jalur tersebut untuk menciptakan apa yang disebut zona penyangga,” ungkap organisasi tersebut.
Serangan yang berlangsung hampir delapan bulan ini telah menyebabkan kehancuran besar-besaran di sebagian besar wilayah Gaza. Menurut otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 36.500 warga Palestina telah tewas dan hampir 83.000 lainnya terluka sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023.
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk di tengah terbatasnya akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan. Banyak infrastruktur vital, termasuk rumah sakit dan fasilitas medis, hancur atau rusak berat, memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Maldives Larang Warga Israel Masuk Negaranya
PBB dan berbagai organisasi hak asasi manusia telah menuduh Israel melakukan genosida. Mahkamah Internasional, dalam putusan terbarunya, telah memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina berlindung dari perang sebelum invasi Israel pada 6 Mei lalu.
Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menggambarkan situasi di Gaza sebagai "sangat buruk" dan mendukung proposal yang diajukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk meredakan konflik.
“Kami hanya bisa berharap hal ini dapat tercapai, karena situasi kemanusiaan ... kami bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskannya lagi. Ini sangat berbahaya. Ini lebih dari bencana besar,” kata Turk dalam konferensi pers pada Selasa (4/5) di Malaysia.
Turk juga menyoroti pelanggaran terhadap norma dan standar perang yang brutal di Gaza, menekankan perlunya inisiatif segera untuk mengakhiri permusuhan.
Respons internasional terhadap serangan Israel di Gaza mencerminkan keprihatinan mendalam atas eskalasi kekerasan dan dampaknya terhadap warga sipil. Berbagai negara dan organisasi internasional telah menyerukan penghentian segera serangan dan pengembalian akses kemanusiaan di Gaza.
Di sisi lain, Israel mengklaim serangan ini sebagai balasan atas serangan kelompok Hamas yang dimulai pada Oktober 2023. Israel menyatakan bahwa operasi militernya bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militan dan menetralkan ancaman terhadap warganya.
Namun, tindakan tersebut menuai kritik luas karena skala penghancuran yang terjadi dan jumlah korban sipil yang sangat tinggi.
Proposal untuk meredakan konflik dari Presiden AS Joe Biden dan dukungan dari PBB menyoroti urgensi untuk menemukan solusi damai. Turk mendesak komunitas internasional untuk mempercepat upaya mediasi dan membantu memulihkan situasi kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga: Eks Capres AS Tuliskan 'Habisi Mereka, Amerika Cinta Israel' di Rudal yang Akan Dikirim ke Rafah