Menlu Retno: Relawan MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza
Menlu Retno Marsudi umumkan suksesnya evakuasi relawan MER-C WNI, Farid Zanzabil Al Ayubi, dari Gaza.
BaperaNews - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengumumkan kesuksesan evakuasi seorang warga negara Indonesia (WNI), Farid Zanzabil Al Ayubi, yang merupakan relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dari Gaza, Palestina.
Evakuasi dilakukan dalam kondisi yang masih sangat berbahaya akibat konflik antara Palestina dan Israel.
Menurut Menlu Retno, Farid Zanzabil Al Ayubi adalah salah satu relawan MER-C yang sebelumnya bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara.
Namun, karena serangan terus-menerus dari Israel, Rumah Sakit Indonesia tersebut berhenti beroperasi.
Farid dan dua relawan WNI lainnya pindah ke Gaza selatan, tetapi mereka tidak bisa menghindari serangan Israel di sana.
"Situasi di Gaza masih sangat berbahaya. Israel terus melakukan serangan pasca selesainya jeda kemanusiaan," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Baca Juga: Israel Gunakan Robot AI Pembunuh untuk Memporak-porandakan Gaza
Farid Zanzabil Al Ayubi berhasil dievakuasi dari Gaza pada Sabtu (9/12) sekitar pukul 19.00 WIB. Saat ini, ia berada di perbatasan Rafah wilayah Mesir bersama tim evakuasi KBRI Kairo.
Retno Marsudi menjelaskan bahwa proses evakuasi Farid memerlukan waktu yang panjang dan sangat kompleks, terutama dalam upaya memasukkan namanya ke dalam daftar warga negara asing yang diizinkan melintas dari Gaza ke Mesir.
Proses tersebut bukanlah tugas yang mudah, terutama karena perbatasan Rafah tidak selalu terbuka untuk arus keluar selama jeda kemanusiaan, yang lebih banyak memberikan prioritas bagi arus masuk bantuan kemanusiaan.
"Proses memasukkan nama ke daftar sekali lagi merupakan proses yang sangat tidak mudah," ujar Retno Marsudi.
Farid, bersama dua relawan lainnya, awalnya memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza. Namun, melihat eskalasi konflik dan bahaya yang semakin meningkat, Farid akhirnya meminta bantuan untuk dievakuasi.
Keputusan ini diambil setelah Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara berhenti beroperasi.
Kedua kejadian ini menunjukkan situasi yang rumit dan berbahaya di Gaza, di mana warga negara Indonesia, terutama relawan kemanusiaan, terlibat dalam upaya evakuasi di tengah konflik Palestina Gaza Israel.