Tragedi Bunuh Diri Mahasiswi di UB: Surat Wasiat Ungkap Tekanan Mental
Korban, yang berinisial LD, berusia 24 tahun. Sebuah surat yang diduga ditulis oleh korban. Isi surat tersebut diunggah di media sosial dan menggambarkan tekanan mental yang dialami korban. Simak Selengkapnya!
BaperaNews - Sebuah tragedi memilukan terjadi di Universitas Brawijaya (UB), ketika seorang mahasiswi Universitas Brawijaya (UB) bunuh diri dengan melompat dari lantai 12 gedung Filkom UB, dan jatuh di balkon lantai 4.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (14/12/2023), mengejutkan banyak mahasiswi yang sedang mengerjakan ujian akhir semester.
Korban, yang berinisial LD, berusia 24 tahun, ditemukan tewas dan kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang sekitar pukul 13.15 WIB.
Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo mengkonfirmasi identitas korban dan menyatakan bahwa berdasarkan olah TKP dan keterangan saksi, LD diduga kuat bunuh diri dengan melompat dari gedung.
Bukti yang ditemukan di tempat kejadian menunjukkan bahwa LD memang sengaja melakukan tindakan tersebut.
Sebelumnya, kegaduhan terjadi di kampus saat mahasiswa Filkom UB semester 5, Raffi, mendengar suara keras terjatuh dan mengetahui perempuan tersebut tewas di lantai 4.
Yang lebih menggugah perhatian adalah sebuah surat yang diduga ditulis oleh korban. Isi surat tersebut diunggah di media sosial dan menggambarkan tekanan mental yang dialami korban.
Surat tersebut memuat pikiran-pikiran negatif yang mungkin dihadapi korban, seperti perasaan tidak berharga, beban, hingga pemikiran untuk melakukan bunuh diri.
Meskipun keaslian surat ini belum terkonfirmasi, isi surat tersebut menggambarkan perjuangan mental yang berat.
Sebuah surat yang diduga ditulis oleh korban. Gambar : dok.viva
Baca Juga: Viral! Bocah Kelas 5 SD Bunuh Diri Gegara HP Disita Orang Tua
Ini mengingatkan kita pada pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama di lingkungan akademis. Kasus bunuh diri LD menyoroti pentingnya dukungan dan bantuan bagi mereka yang mengalami tekanan psikologis.
Institusi pendidikan dan masyarakat harus lebih peka terhadap isu kesehatan mental dan menyediakan sumber daya yang memadai untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Dalam menangani kasus mahasiswi ub bunuh diri ini, pihak kepolisian dan universitas diharapkan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memahami latar belakang dan alasan di balik tindakan tragis ini.
Kejadian seperti ini harus menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih memahami dan peduli terhadap kesehatan mental di sekitar kita.
Penekanan pada kesehatan mental dan dukungan sosial menjadi penting, terutama di lingkungan pendidikan tinggi, di mana tekanan akademis dan sosial seringkali menjadi tantangan bagi mahasiswi.
Kasus mahasiswi bunuh diri di Universitas Brawijaya harus menjadi panggilan untuk aksi kolektif dalam meningkatkan kesadaran dan dukungan kesehatan mental.
Baca Juga: Sepasang Kekasih Tewas Bunuh Diri di Kamar Kos, Diduga Karena Terlilit Utang