Sinar UV Indonesia Berbahaya, Begini Kata Ahli!
Koordinator Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto menyampaikan cuaca panas ekstrem ini membuat cuaca panas kategori very high dan extreme di siang hari.
BaperaNews - Cuaca terasa sangat terik akhir-akhir ini? Jika Anda merasakannya, ini bukan sekedar perasaan saja, Indonesia memang benar sedang dilanda cuaca panas ekstrim akibat gelombang panas yang terjadi di Asia Selatan.
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) menyampaikan di unggahan Instagramnya, sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami indeks ultraviolet tinggi, sangat tinggi, bahkan berbahaya.
Koordinator Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto menyampaikan cuaca panas ekstrem ini membuat cuaca panas kategori very high dan extreme di siang hari.
“Memang di bulan April posisi semu matahari masih ada di dekat ekuator sehingga fase gerak semua ke utara sampai Juni nanti bisa berdampak Indonesia mendapat penyinaran optimum” tutur Hary.
Sinar ultraviolet sendiri ada berbagai jenis yakni UV A, UV B, dan UV C. UV A panjang gelombangnya sampai ke bumi, sedangkan UV C pendek dan tidak sampai ke bumi.
UV C tertahan oleh atmosfer bumi. UV A dan UV B yang menembus atmosfer bumi dan mengenai kulit manusia.
Sinar UV Indonesia berbahaya dengan mengandung UV A bahkan bisa masuk ke lapisan kulit terdalam manusia (dermis) dan UV B mampu ke lapisan kulit luar (epidermis). Artinya UV B terutama UV A ini sangat berbahaya jika berlebihan masuk ke tubuh manusia.
Memang manusia juga butuh vitamin D dari sinar matahari, namun cukup didapatkan dengan berjemur 5-20 menit di pagi atau sore hari sebelum cuaca terik datang sesuai lokasi masing-masing, jika berlebihan , bukan kulit sehat yang didapat, melainkan kerusakan kulit.
Baca Juga : Cuaca Panas Indonesia Sedang Ekstrem, Dokter Beri Peringatan Bagi Pemudik Jalur Darat
Dampak Sinar UV
- Kulit terbakar atau sunburn
- Merusak mata
- Menurunkan kekebalan tubuh
- Masalah kulit seperti kulit kering, sensitif, jerawat
- Kanker kulit
250 juta tahun lalu lebih dari 80% makhluk hidup di bumi punah (periode Permian), hal ini menunjukkan UV A dan UV B punya peran penting pada kepunahan makhluk bumi.
Ketika itu terjadi erupsi gunung, membuat lapisan ozon bumi menipIs dan sinar UV begitu mudah masuk ke bumi. Akibatnya terjadi pemanasan global, membuat tanaman sulit dicerna, hewan pemakan tumbuhan punah secara massal.
“Studi ini menunjukkan paparan UV punya peran tinggi pada kepunahan, paparan radiasi susah disebut tapi baru kali ini benar-benar bisa dibuktikan” tutur Ahli Paleobiologi Swedia Vivi Vadja.
“Tanaman butuh matahari untuk fotosintesis, tai juga perlu melindungi dirinya dari efek bahaya sinar radiasi” sambung Dr. Barry Lomax.
Tips Mengurangi Paparan Cuaca Panas Ekstrim
- Hindari sinar matahari pukul 10 pagi sampai 4 sore
- Berteduh ketika siang hari
- Pakai pelindung seperti topi lebar, kacamata hitam, dan sunscreen
- Permukaan seperti pasir, air, dan salju bisa meningkatkan paparan UV
Cuaca panas ekstrem benar adanya sedang terjadi, lindungi kulit wajah dan kulit tubuh Anda dengan sunscreen minimal SPF 30 PA+++ dan pakai ulang tiap 2-3 jam sekali baik itu ketika berada di rumah maupun ketika melakukan perjalanan sebagai bentuk perlindungan dari paparan sinar UV.
Semoga Anda dan keluarga tetap bisa sehat dan fit selama cuaca panas ini ya, semoga bermanfaat.
Baca Juga : BRIN Jelaskan Dampak Badai Matahari Bagi Masyarakat Indonesia